BAB 1
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan manusia yang makin meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebagian besar masyarakat suatu bangsa masih banyak yang buta huruf, maka upaya pemberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa mendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara industri yang telah maju pesat masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan memperoleh perhatian dalam sistem ini.
Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Pendidikan Sepanjang Hayat.
Selain itu dalam makalah kali ini yang berjudul “Latar Belakang dan Makna Sepanjang Hayat” yang akan dipaparkan di dalamnya adalah latar belakang itu sendiri dan juga makna pendidikan sepanjang hayat.
- RUMUSAN MASALAH
- TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
- Latar Belakang Masalah
Saat negara-negara berkembang mulai menerapkan pendidikan dasar (basic education) yang perwujudannya adalah wajib belajar, maka mulai terasa bahwa untuk kelompok masyarakat yang kurang beruntung perlu dibantu dengan format pendidikan sepanjang hayat.
Permasalahan tidak berhenti pada buta aksara saja.Adanya fasilitas internet juga merupakan tantangan bagi mereka yang membutuhkan informasi terkini.Para ilmuan ilmu pendidikan yang semula menyatakan bahwa pendidikan berakhir pada saat individu mencapai kedewasaan kemudian memerlukan peninjauan kembali terhadap konsep-konsepnya dengan timbulnya pemikiran tentang pendidikan sepanjang hayat ini.
Arti luas pendidikan sepanjang hayat (Lifelong Education)adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pads saat ini karena, manusia perlu terns menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah.
- Empat Pilar Pendidikan Sepanjang Hayat:
- Belajar Mengetahui ( Learning to know )
- Belajar Berbuat ( Learning To Do )
- Belajar Hidup Bersama ( Learning To Live Together )
- Belajar Menjadi Seseorang ( Learning To Be )
- Hal yang mendasari perlunya pendidikan sepanjang hayat:
- Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
- Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
- Faktor peranan keluarga.
- Faktor perubahan peranan sosial
- Perubahan teknologi
- Faktor-faktor vocational
- Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
- Kebutuhan anak-anak awal
- Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat .
- Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua-anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
- Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.
- Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain : (1) program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah; (2) program pemberantasan buta huruf; (3) penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5) perkumpulan olah raga dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.
- Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga.
- Dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian tenaga kerja.
- Sisi lain dari pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas
bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan
yang lebih baik. Adapun hal-hal yang menyebabkan dan memungkinkan
keadaan yang demikian itu adalah :
- Majunya ilmu dan teknologi
- Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat-alat kerja
- Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi
- Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi
Untuk dapat memahami hal tersebut, berikut ini uraiannya yang lebih rinci :
- Pendidikan Telah Berlangsung Sejak Dulu Hingga Sekarang
Lewat Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Nasional kita akan mendapatkan klasifikasi pendidikan formal, nonformal dan informal. Persekolahan dan Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan persekolahan mencakup berbagai jenjang pendidikan, jika dikehendaki akan dialami seseorang sejak umur enam tahun hingga 24 tahun (SD hingga PT).
- Masyarakat Tradisional Tidak Banyak Mengalami Perubahan
- 3. Semakin Maju Suatu Masyarakat Semakin Beragam Jenis Sumber Kehidupan
Dalam kehidupan masyarakat dapat kita amati bahwa orang tua tidak lagi mampu mempersiapkan seluruh kebutuhan hari depan anak dengan mendidiknya di rumah. Wajarr untuk masyarakat, maju seorang ayah pergi ke kantor, ibunya ke tempat kerja lainnya dan anaknya dididik orang lain di lembaga Penitipan Anak, Lembaga Pendidikan Pra Sekolah atau sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa :
v Sumber kehidupan adalah beragam pada masyarakat yang tidak tradisional.Dalam suatu kelurahan, kita temui guru, dokter, pedagang batik, dll.
v Setelah dewasa, anak tidak selalu mempunyai sumber kehidupan yang sama dengan orang tuanya.
v Anak tidak belajar untuk bekal kehidupannya melulu dari orang tuanya saja.Dari orang lain mereka belajar lewat lembaga pendidikan yang disebut sekolah, atau mungkin kurus, penyuluhan, latihan dan lain-lain.
v Apa yang harus dipelajari oleh seseorang untuk dapat hidup tidak sesederhana seperti talarn masyarakat yang tradisional. Untuk itu orang tua memerlukan orang lain atau lembaga pendidikan untuk membantu mempersiapkan anaknya menyongsong hari depan.
- 4. Keadaan yang Cepat Berubah
Perubahan itu dapat dipandang menguntungkan, misalnya banyak problem-problem yang mampu diatasi dengan hadirnya teknologi baru, sehingga kehidupan manusia dapat menjadi lebih mudah, praktis, bisa lebih murah, menyenangkan.Perubahan itu dapat jugs dianggap tidak menguntungkan, karena, cepatnya perubahan kadang sulit diikuti oleh mereka yang lamban, dapat menghilangkan mata pencaharian seseorang karena kerja manusia digantikan oleh mesin.
- Perubahan Ilmu dan Teknologi Menuntut Orang untuk Menyesuaikan
Pada masyarakat yang lebih maju, menuntut warganya belajar terns belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat. Warga masyarakat akan mengalami kesulitan apabila, sampai ketinggalan dari pengetahuan baru yang memasyarakat.
Seorang ahli pendidikan yang bekerja untuk UNESCO, salah satu lembaga bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa untuk itu warga masyarakat tidak saja harus belajar terus menerus, tetapi harus sekaligus gemar belajar. Hanya dengan cara demikian orang dapat menerima kemajuan ini sebagai bagian dari cara hidup yang baru, dan menerimanya tanpa beban dan keluhan.
- Wadah Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat
1) Pendidikan Persekolahan
2) Pendidikan Luar Sekolah
3) Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Wadah pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Wadah mana yang dipakai, tergantung pada apa yang diperlukan oleh individu. Banyaknya pendidikan luar sekolah yang di awal Indonesia hanya merdeka hanya kursus mengetik, steno, dan memegang buku (administrasi keuangan) kini sudah banyak sekali ragamnya dan kurus steno semakin surut jumlahnya karma hadirnya teknologi baru.
Media belajar juga pesat perkembangannya.Secara informal orang dapat belajar lewat televisi, radio, komputer.Orang dapat, belajar di tempat, di gedung di mana lembaga pendidikan itu berada tetapi dapat pula belajar jarak jauh. Inilah perluasan wadah untuk belajar yang terjadi saat ini. Karena pendidikan sepanjang hayat berwadahkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pertambahan dan perluasan lembaga pendidikan juga merupakan pertambahan dan perluasan wadah pendidikan sepanjang hayat.
- Ragam Program
- Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidupnya (dalam arti luas: kebutuhan “survival”).
- Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja.
- Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri.
- Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional.
- Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhaan pokok
Mereka mengikuti latihan dalam Balai Latihan Kerja (BLK) agar mempunyai salah satu atau beberapa keterampilan yang dapat ditawarkan dalam pasaran kerja untuk menopang kehidupannya.Oleh karena itu jenis-jenis latihan semacam ini termasuk dalam ragam pertama, yaitu suatu pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
- Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja
- Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri
- Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional
Sekelompok remaja ikut serta dalam klub bermain bola voli. Seorang gadis mengikuti latihan bela diri, ia telah mencapai tingkat yang cukup tinggi sehingga ia kadang membantu pelatihnya mengajar para pemula. Seorang bangsa kulit putih di Amerika seminggu sekali mengikuti pelajaran tentang aliran kepercayaan yang berasal dari India.
Dari contoh-contoh yang disajikan dapat disimpulkan bahwa ada sejumlah ragam keperluan yang mendorong seorang belajar sepanjang hayatnya. Ada yang belajar karena terdorong alasan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Ada pula yang terdorong oleh kebutuhan penyesuaian dengan perubahan yang terjadi di bidang kerjanya. Antara ragam pertama dan kedua ini kadang hampir sama karena lapangan kerja juga sekaligus sumber mendapatkan rezeki. Perbedaannya, pendidikan/latihan pada pekerja tingkat bawah jika tidak segera dipenuhi berisiko dikeluarkan dari pekerjaan, sedang bagi karyawan tingkat atas berisiko terhambat promosinya, kenaikan pangkatnya. Selanjutnya ada yang mengikuti latihan untuk menenangkan batin, menyenangkan hati dan mengisi waktu luang. Meski kegiatan ini namanya belajar, tetapi yang bersangkutan akan belajar terus karena belajar merupakan kenikmatan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pada saat ini karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah. Proses pendidikan sepanjang hayat di samping merupakan tuntutan mass kini untuk menyesuaikan juga memberi peluang bagi seseorang untuk terus berkembang.
Pendidikan sepanjang hayat adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan sepanjang hayat berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar sepanjang hayat tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan sepanjang hayat itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar, sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pandidikan sepanjang hayat, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.
Dengan adanya pendidikan sepanjang hayat diharapkan para peserta didik dapat mendidik dirinya sendiri ke arah pendewasaan di segala bidang kehidupan dan mampu menjadi manusia seutuhnya yang jujur dan berkeadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirto Hadisusanto, Suryanti Sidharto, Dwi Siswaya.(1995).Pengantar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta.Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP YOGYAKARTA
http://www.find-docs.com/konsep-pendidikan-sepanjang-hayat.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Sepanjang_Hayat
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/konsep-pendidikan-seumur-hidup.html
http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar