1.
Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi (Bungkus Makanan)
a)
Penambahan Fonem
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata sedap
sehingga menjadi sedaap. Dalam KBBI tidak ada kata sedaap tetapi
kata sedap. Tidak menggunakan dua buah fonem /a/ tetapi hanya satu buah. Seharusnya
penulisan yang benar adalah sedap.
Menurut KBBI (2008:1237)
sedap adalah 1 enak (nyaman, senang) tt perasaan pd umumnya: bersih,rapi, dan --
dipandang mata; lagunya tidak -- didengar; tidak -- hatinya; 2
harum: -- baunya; 3 lezat: masakan yg dihidangkan -- sekali;--
dahulu pahit kemudian, pb bersenang-senang dahulu, akhirnya mendapat
kesusahan.
2.
Penambahan
Fonem /a/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata sedap
sehingga menjadi sedaaap. Jika penulisan bungkus makanan di atas kata
sedap menggunakan dua buah fonem /a/, bungkus makanan ini penulisan kata sedap
menggunakan tiga buah fonem /a/. Mungkin penulisan kata sedaaap pada bungkus
makanan ini menegaskan bahwa produk mereka benar-benar lezat, sehingga konsumen
tidak ada keraguan untuk membelinya.
Dalam KBBI
tidak ada kata sedaaap tetapi kata sedap. Tidak menggunakan tiga buah fonem /a/
tetapi hanya satu buah. Seharusnya penulisan yang benar adalah sedap. Menurut
KBBI (2008:1237) sedap adalah 1 enak (nyaman, senang) tt perasaan pd umumnya: bersih,rapi, dan --
dipandang mata; lagunya tidak -- didengar; tidak -- hatinya; 2
harum: -- baunya; 3 lezat: masakan yg dihidangkan -- sekali;--
dahulu pahit kemudian, pb bersenang-senang dahulu, akhirnya mendapat
kesusahan.
3.
Penambahan
Fonem /a/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata mantap
sehingga menjadi mantaap. Dalam KBBI tidak ada kata mantaaap tetapi kata
mantap. Tidak menggunakan dua buah fonem /a/ tetapi hanya satu buah. Seharusnya
penulisan yang benar adalah mantap.
Menurut KBBI
(2008:876) mantap adalah 1 tetap hati; kukuh; kuat: ia
mengutarakan pendapatnya dng suara --; 2 tetap (tidak
berubah, tidak bergoyah); tidak ada gangguan; stabil: keadaan
di daerah ini sudah kembali.
4. Penambahan Fonem /a/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata enak
sehingga menjadi enaak. Dalam KBBI tidak ada kata enaak tetapi kata
enak. Tidak menggunakan dua buah fonem /a/ tetapi hanya satu buah. Seharusnya
penulisan yang benar adalah enak.
Menurut KBBI
(2008:370) enak adalah 1 sedap, lezat (tt rasa): kue ini
-- rasanya; 2 sehat atau segar (tt kondisi badan): pd hari
ini kondisi badan saya kurang --; 3 nikmat atau menyenangkan
(tt perasaan, suasana, dsb); nyaman: setelah mandi dng air hangat, badan terasa --;
4 cak
pulas; lelap (tt tidur): pd malam itu,
5. Penambahan Fonem /u/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata salut
sehingga menjadi saluut. Dalam KBBI tidak ada kata enaak tetapi kata
enak. Tidak menggunakan dua buah fonem /u/ tetapi hanya satu buah. Seharusnya
penulisan yang benar adalah salut.
Menurut KBBI
(1211:2008) salut adalah sampul; sarung; pembungkus; selongsong: -- giginya
dr emas;
b)
Penghilangan Fonem
1.
Penghilangan
Fonem /l/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi pengurangan fonem karena penulisannya menghilangkan fonem /l/ pada
kata jel lapis. Mungkin mereka mengurangi fonem tersebut untuk
keekonomisan nama produk agar mudah diingat juga dikenal oleh konsumen.
Pengurangan fonem ini ntah fonem /l/ yang pertama ntah fonem /l/ yang ke dua.
Menurut
termwiki jeli adalah tebal jelas, gelatin-seperti materi yang terbuat dari jus
buah, gula, dan pektin pengental, yang matang bersama-sama untuk mengurangi isi
cairan, berkonsentrasi rasa, dan campuran menebal. Setelah ditetapkan, jelly
dipakai sebagai spread untuk roti dan roti panggang dan sebagai mengisi untuk
kue dan kue kering. Sedangkan menurut KBBI (2008:789) lapis adalah 1 susun;
bagian: -- tanah yg di bawah terdiri atas pasir; 2 saf; deretan;
banjar: untuk pertahanan, pasukan terdiri atas lima --; 3 benda
tipis digunakan untuk menyadur atau menyalut benda lain: -- hulu pisau
(cincin, gelang, dsb) itu dibuat dr emas;-- antara lapisan pd batuan
yg berada di antara dua lapisan batu bara atau bahan galian berharga lainnya; --
mutiara lapisan terdalam dr cangkang (kerang, dsb) yg dibentuk oleh sel-sel
mantel dan sebagian besar terdiri atas kalsium karbonat; -- penutup
lapisan yg langsung menutupi bahan galian berharga;
Penulisan
yang benar pada bungkus makanan di atas adalah jel lapis.
2.
Penghilangan
Fonem /a/
Penulisan
bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi pengurangan fonem karena penulisannya menghilangkan fonem /a/ pada
kata pizza abc. Mungkin mereka mengurangi fonem tersebut untuk keekonomisan
nama produk agar mudah diingat juga dikenal oleh konsumen. Pengurangan fonem
ini ntah fonem /a/ yang pertama ntah fonem /a/ yang ke dua.
Menurut
wikipedia pizza adalah Pizza [ˈpiːtsə] adalah
sejenis roti
bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saus
tomat serta keju
dengan bahan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai
biasanya mozzarella
atau "keju
pizza".Jenis bahan lain juga dapat ditaruh di atas pizza,
biasanya daging
dan saus,
seperti salami
dan pepperoni,
ham, bacon, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti cabe dan paprika,
dan juga bawang bombay, jamur dan lain lain.
Menurut
KBBI (1:2008) a adalah 1 huruf pertama abjad Indonesia; 2
nama huruf a;
3 penanda pertama dl urutan (mutu, nilai, dsb). Menurut KBBI (108:2008)
b adalah 1 huruf ke-2 abjad Indonesia; 2 penanda ke-2 dl urutan
(mutu, nilai, dsb). Menurut KBBI (231:2008) c adalah 1 huruf ke-3 abjad
Indonesia; 2 penanda ke-3 dl urutan (mutu, nilai, dsb); 3
(ditulis dng huruf kapital) lambang bilangan 100 angka Romawi; 4
(ditulis dng huruf kapital bergaris atas) lambang bilangan 100.000 angka Romawi
Penulisan yang
benar pada bungkus makanan di atas adalah pizza abc.
3.
Penghilangan
Fonem /ai/
Penulisan bungkus makanan pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi pengurangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal karena penulisannya menghilangkan fonem /ai/ pada kata ramai sehingga menjadi rame.
Menurut KBBI
(1136:2008) ramai adalah riuh rendah (tt suara, bunyi): -- benar suara
tembakan itu; 2 riang gembira; meriah: perjamuan itu -- sekali;
3 serba giat; sibuk (tt pasar, perdagangan): belakangan ini pasar itu
-- kembali; 4 banyak (penduduk, orang): kampung itu agak --; 5
banyak kendaraan berlalu-lalang: lalu lintas mulai -- menjelang lebaran;
Sedangkan untuk kata rame tidak ada dalam KBBI.
Jadi penulisan
yang benar pada bungkus makanan di atas adalah ramai-ramai.
2.
Analisis Kesalahan Bahasa Tataran Morfologi (Majalah Kartini)
a)
Penghilangan Afiks
1. Penghilangan Prefiks meng-
1. Kaum adam yang ada di kampung itu turut ambil bagian dalam pemeliharaan bunga
Analisis: Kata yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan
berbahasa tataran morfologi penghilangan afiks karena penulisannya
menghilangkan prefiks -meng. Dalam bahasa memang ada istilah ekonomi
bahasa, artinya kita harus dapat menggunakan kata sehemat mungkin, namun
penghematan ini jangan sampai merusak kaidah bahasa. Bentuk-bentuk penghilangan
awalan meng- ini dapat dibenarkan hanya pada kepala berita dalam surat
kabar atau media cetak; sedangkan pada beritanya tau tulisan resmi lainnya
bentuk penghilangan awalan meng- ini tidak dibenarkan. Penulisan kata
ambil seharusnya mengambil. Perbaikan kalimat di atas adalah Kaum adam yang ada
di kampung itu turut mengambil bagian dalam pemeliharaan bunga.
Sumber: Majalah Kartini edisi 07 – 21 Agustus 2014
b)
Penyingkatan Morf mem-, men-, meng-, meny- dan menge-
1.
Jurusan
macam itu kelak mau jadi apa?
Analisis: Kata yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan
berbahasa tataran morfologi penghilangan afiks karena penulisannya
menghilangkan prefiks -men. Dalam bahasa memang ada istilah ekonomi
bahasa, artinya kita harus dapat menggunakan kata sehemat mungkin, namun
penghematan ini jangan sampai merusak kaidah bahasa. Penulisan kata jadi
seharusnya menjadi. Perbaikan kalimat di atas adalah Jurusan macam itu kelak
mau menjadi apa?
Sumber: Majalah Kartini edisi 05 – November 1994
3.
Analisis Kesalahan Bahasa Tataran Sintaksis (Koran Republika)
1. Adanya Pengaruh Bahasa Daerah
1.
Mou
juga ingin menambah catatan tak pernah kalah saat mendampingi Chelsea di
Stamford Bridge yang sudah menembus 64 Laga
Analisis: Kata yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan
berbahasa tataran sintaksis kesalahan dalam bidang frasa karena penulisannya
terdapat pengaruh bahasa daerah. Situasi kedwibahasaan yang ada di
Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada
kecenderungan bahasa daerah merupakan B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan
B2. Penulisan kata tak di atas
seharusnya tidak. Perbaikan kalimat di atas adalah Mou juga ingin menambah
catatan tidak pernah kalah saat mendampingi Chelsea di Stamford Bridge
yang sudah menembus 64 Laga.
Sumber: Koran Republika Terbitan Ahad, 27 Oktober 2013
2.
Bukan
sebagai anggota pasif yang nerimo
saja
Analisis: Kata yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan
berbahasa tataran sintaksis kesalahan dalam bidang frasa karena penulisannya
terdapat pengaruh bahasa daerah. Situasi kedwibahasaan yang ada di
Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada
kecenderungan bahasa daerah merupakan B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan
B2. Perbaikan kalimat di atas adalah
Bukan sebagai anggota pasif yang menerima
saja.
Sumber: Koran Republika Terbitan Selasa, 22 Oktober 2013
b)
Penggunaan Istilah Asing
1.
Sejumlah
kasus korupsi di Indonesia, juga mengindikasikan keterlibatan pihak asing
sebagai safe heaven, semakin mencuat
Analisis: Kata yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan
berbahasa tataran sintaksis
kesalahan dalam penggunaan istilah asing karena penulisannya menggunakan istilah asing. Kita tidak boleh mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Perbaikan kalimat di atas adalah Sejumlah kasus korupsi di Indonesia, juga mengindikasikan keterlibatan pihak asing sebagai tempat pelarian yang aman, semakin mencuat
kesalahan dalam penggunaan istilah asing karena penulisannya menggunakan istilah asing. Kita tidak boleh mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Perbaikan kalimat di atas adalah Sejumlah kasus korupsi di Indonesia, juga mengindikasikan keterlibatan pihak asing sebagai tempat pelarian yang aman, semakin mencuat
Sumber: Koran Republika Terbitan Senin, 21 Oktober 2013
4.
Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Semantik blogger mahasiswa Satu Kelas
Kesalahan Karena Pasangan yang Seasal
1.
Penggunaan
kata pelepasan
Blogger Maya Sari 5B http://mayasari94maya.blogspot.com/
Analisis:
Kata yang
digarisbawahi pada gambar postingan di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
semantik pasangan yang seasal karena penulisannya menggunakan kata pelepasan
jemaah haji yang seharusnya menggunakan kata penglepasan jamaah haji. Dalam
pemakaiannya, kata penglepasan umumnya diberi makna proses, tindakan,
atau hal melepaskan. Sedangkan kata pelepasan diberi makna anus.
Menurut KBBI
(2008:818) pelepasan adalah 1 proses, cara, perbuatan (hal dsb)
melepas(kan); 2 pemecatan (dr tugas); 3 dubur; anus; 4 Geo
pengurangan atau penghilangan awan, baik secara alami maupun secara buatan;~
kabut Geo
perubahan alami atau perubahan krn usaha manusia yg menjurus ke penghilangan
kabut di suatu tempat; ~ lambung Anat struktur yg merupakan pintu
keluar lambung; ~ paha Anat lipatan yg terletak di antara
dinding perut dan pangkal paha; ~ spora Bakt pemisahan jamur dr organ yg
membentuk atau membawanya sampai lepas dr tubuh buahnya, dapat terjadi secara
aktif berdasarkan kekuatan dr dl jamur itu sendiri atau secara pasif dng
bantuan berbagai faktor luar.
Perbaikan penulisan pada kalimat di atas adalah penglepasan
jamaah haji.
2.
Penggunaan
kata kafan dan kapan
Postingan
Minggu, 02 November 2014
Analisis:
Kata yang digarisbawahi
pada gambar postingan di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
semantik pasangan yang seasal karena penulisannya menggunakan kata kain
kapan yang seharusnya menggunakan kata kain kafan.
Menurut KBBI
(2008:601) kafan adalah n kain (putih) pembungkus mayat.
Sedangkan menurut KBBI (2008:621) kapan adalah pron
kata tanya untuk menanyakan waktu: -- dia akan pergi?.
Perbedaan makna kedua kata tersebut jelas terlihat. Mungkin di sini
penulis terburu-buru menulis sehingga menyebabkan kesalahan dalam berbahasa.
Perbaikan penulisan pada kalimat di atas adalah hanya kain kafan mereka yang
meninggal pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon yang dipercaya bisa
mendatangkan kekayaan.
Postingan Jum’at, 10 Oktober 2014
Blogger Febriyanti Setia Ningsih http://ebbydamas8bigfamill.blogspot.com/
Analisis:
Kata yang
digarisbawahi pada gambar postingan di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
semantik pasangan yang seasal karena penulisannya menggunakan kata esok yang
seharusnya menggunakan kata besok.
Menurut
KBBI (2008:381) esok adalah n hari pertama sesudah hari ini; --
hari hari setelah hari sekarang; --
lusa 1 hari kedua setelah hari ini; 2 pd suatu waktu (yg akan
datang);
Dan kata besok
menurut KBBI (2008:183) n 1 hari sesudah hari ini;
esok hari: hari ini
hari Kamis, -- hari Jumat; 2 saat yg akan datang; kelak: menabunglah
untuk persediaan hari --;
Mungkin ini
adalah kesalahan yang sering terjadi. Perbaikan penulisan pada kalimat di atas
adalah Tuhan, di malam ini rasanya aku tak ingin bertemu besok pagi.
5.
Analisis Bebahasa Tataran Wacana Web Site Universitas
Lancang Kuning
Postingan Rabu, 25 Juni 2014
Postingan Rabu, 25 Juni 2014
Analisis:
Kata yang
digarisbawahi pada gambar postingan di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
wacana kesalahan penggunaan konjungsi dan kesejajaran. “Selain itu sasaran
kegiatan ini adalah agar mahaiswa Unilak benar-benar memahami, memilah dan
memilih dan mengfilter budaya amerika sehingga bila ada mahasiswa Unilak yang
lanjut S2 ke amerika tidak kaget”
Perbaikan
keefektifan wacana di atas adalah selain itu sasaran kegiatan ini adalah
agar mahaiswa Unilak benar-benar memahami, memilah, memilih dan memfilter
budaya amerika sehingga bila ada mahasiswa Unilak yang lanjut S2 ke Amerika
tidak kaget.
6.
Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan pada
latar belakang skripsi mahasiswa (Prodi Pendidikan Biologi Universitas Islam
Riau)
Kesalahan Penulisan Kata
a.
Penulisan kata dasar dan kata bentukan
Analisis:
Kata yang
digarisbawahi di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa dalam penerapan kaidah
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kesalahan penulisan kata dasar dan
kata bentukan karena penulisan afiks tidak
b.
Kesalahan penulisan preposisi di, ke, dan dari
Analisis:
Skripsi ini di tulis oleh Ria Raisya, Program Studi Pendidikan
Biologi, Tahun Ajaran 2008/2009, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Terbalik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X, di SMA 2 Siak
Hulu di Kabupaten Kampar.
Pada latar belakang yang ditulis oleh Ria Raisya, ditemukannya
kesalahan berbahasa. Kata yang digarisbawahi pada gambar di atas termasuk dalam
kesalahan berbahasa dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan kesalahan penulisan preposisi di, ke, dan dari
karena penulisan kata depan tidak dipisah di mana menjadi dimana.
Penulisan preposisi yang benar dan tepat menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
adalah kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai
satu kata, seperti kepada dan daripada.
Menurut KBBI (2008:1100) Preposisi adalah n Ling
kata yg biasa terdapat di depan nomina, msl, dari, dengan, di, dan ke.
Jadi, penulisan yang benar dan tepat untuk preposisi adalah di mana.
Kesalahan Penulisan Tanda Koma (,)
a.
Penghilangan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat di awal kalimat
Analisis:
Pada latar belakang yang ditulis oleh Hasyanti, ditemukannya
kesalahan berbahasa. Kata yang digarisbawahi pada gambar di atas termasuk dalam
kesalahan berbahasa dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan kesalahan penulisan penghilangan tanda koma di belakang kata atau
ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat karena tidak
adanya peletakan tanda koma pada ungkapan penghubung antar kalimat. Perbaikan
kalimat di atas adalah Jadi, yang penting dalam mengajar bukan upaya guru
menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai tujuan.
7.
Analisis Kesalahan Berbahasa pada Blogger Dosen
Blog Bu Roziah S.Pd., M.A
Tataran Fonologi
Analisis:
Kata yang diberi garis bawah pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan ber
bahasa tataran fonologi perubahan fonem karena penulisannya mengubah fonem /b/ menjadi fonem /h/ pada kata bertabur sehingga menjadi hertabur. Dalam KBBI tidak ada hertabur, yang ada kata bertabur. Penulisan yang benar dan tepat adalah bertabur.
Menurut KBBI (2008:1372) bertabur adalah v
1 berkurik-kurik (hitam, merah, dsb): ayam ~; 2 bersungkit (tt
kain): kain ~;
3 ki
membagi-bagikan (uang, sedekah, dsb): ~ berderma;~ bijan
ke tasik, pb membuang-buang uang (waktu dan tenaga);~
segan-segan nama corak kain tenun; ~ urai banyak berderma
(bersedekah, menjamu, dsb).
Perbaikan penulisan pada kalimat di atas adalah Karena hati kami
bertabur kerinduan.
2.
Penambahan
Fonem /a/
Postingan
Jum’at, 08 Agustus 2014
Analisis:
Kata yang digarisbawahi
pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi
penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem /a/ pada kata kanda sehingga
menjadi kandaaaaaa. Mungkin penulis ingin mengekspresikan perasaannya
melalui bahasa itu sendiri. Dalam KBBI tidak ada kata kandaaaaaa, yang ada kata
kanda. Tidak menggunakan dua buah fonem /a/ tetapi hanya satu buah. Penulisan
yang benar dan tepat adalah kanda.
Menurut KBBI
(2008:616) kanda adalah n kakak.
Perbaikan penulisan pada kalimat di atas adalah kanda.
Tataran Sintaksis
1.
Adanya
pengaruh bahasa daerah
Kata yang
digarisbawahi di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran sintaksis
kesalahan dalam bidang frasa karena penulisannya terdapat pengaruh bahasa
daerah. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh
yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan bahasa daerah merupakan
B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2.
Penulisan kata tak di atas seharusnya tidak.
Menurut KBBI
(2008:1460) tidak adalah adv partikel untuk menyatakan
pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dsb; tiada: tempat kerjanya -- jauh dr rumahnya; apa yg
dikatakannya itu – benar.
Perbaikan
penulisan pada kalimat di atas adalah Aku tidak tahu lagi bagaimana
mengungkapkan rasa yang tiap hari menggejolak di hati ini.
Blog Bu Ermawati, S. S.Pd., M.A
1.
Penghilangan
fonem /n/ dan penambahan fonem /a/
Postingan
Senin, 30 Januari 2012
Analisis:
Kata yang
diberi garis bawah pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penghilangan fonem karena penulisannya menghilangkan fonem /n/ pada
kata bosan. Mungkin penulis di sini karena terburu-buru mengetik
sehingga meninggalkan satu fonem /n/. Dalam KBBI tidak ada kata bosa, yang ada
kata bosan.
Menurut KBBI
(2008:208) bosan adalah a sudah tidak suka lagi krn sudah
terlalu sering atau banyak; jemu: aku sudah -- dng pidato-pidato itu.
Perbaikan penulisan pada kalimat di atas adalah semoga saja Allah tidak
bosan dengan permintaan dan keinginanku yang banyaaaaak.
Selain kesalahan berbahasa tataran
fonologi penghilangan fonem, gambar postingan di atas juga termasuk kesalahan
bahasa tataran fonologi penambahan fonem karena penulisannya menambahkan fonem
/a/ pada kata banyak. Dalam KBBI tidak ditemukan arti kata banyaaaaak,
yang ada arti kata banyak. Bukan menggunakan lima buah fonem /a/, tetapi cukup dengan
satu buah fonem /a/.
Menurut KBBI (2008:138) banyak
adalah a
1 besar jumlahnya; tidak sedikit: saudagar itu -- uangnya; 2 num jumlah
bilangan: berapa
orang -- nya?; -- nya lima puluh orang murid; 3 adv cak
amat; sangat; lebih-lebih: -- terima kasih.
Perbaikan pada kalimat di atas adalah semoga saja Allah tidak bosan
dengan permintaan dan keinginanku yang banyak.
Blog Pak Albert, M.Pd
Tataran Fonologi
1.
Penghilangan
Fonem /a/ dan perubahan fonem /i/ menjadi /u/
Postingan
Jum’at, 18 Mei 2012
Analisis:
Kata yang
diberi garis bawah pada gambar di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi penghilangan fonem karena penulisannya menghilangkan fonem /a/ pada
kata harinya dan keberangkatan. Mungkin penulis di sini karena
terburu-buru mengetik sehingga meninggalkan satu fonem /a/. Dalam KBBI tidak
ada kata hri dan keberngkatan, yang ada kata hari dan keberangkatan.
Menurut KBBI
(2008:483) hari adalah n 1 waktu dr pagi sampai
pagi lagi (yaitu satu edaran bumi pd sumbunya, 24 jam): seminggu
ada tujuh --; 2 waktu selama matahari menerangi tempat kita
(dr matahari terbit sampai matahari terbenam): sesudah berlayar satu -- tibalah kami di pulau
itu; 3 keadaan (udara, alam, dsb) yg terjadi dl waktu 24
jam: kalau --
mendung, saya tidak datang; -- baru pukul enam petang; 4
waktu selama jam kerja berlangsung: pekerjaan ini diselesaikan dl waktu lima.
Menurut KBBI
(2008:175) berangkat adalah v 1 mulai berjalan (pergi,
bepergian): kereta akan segera -- , mari kita naik;
2 mulai menjadi (besar, akil balig); beranjak: anak itu
sudah – dewasa.
Selain kesalahan
berbahasa tataran fonologi penghilangan fonem, gambar postingan di atas juga
termasuk kesalahan bahasa tataran fonologi perubahan fonem karena penulisannya
mengubah fonem /i/ menjadi /u/ pada kata kami sehingga menjadi kamu.
Menurut KBBI
(2008:614) kamu adalah pron jamak yg diajak bicara; yg
disapa (dl ragam akrab atau kasar). Sedangkan menurut KBBI
(2008:612) kami adalah pron 1 yg berbicara bersama dng orang lain (tidak termasuk yg
diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca; 2
yg berbicara (digunakan oleh orang besar, msl raja); yg menulis (digunakan oleh
penulis). Makna sangat jauh.
Perbaikan
penulisan pada kalimat di atas adalah keesokan harinya kamu berkumpul di kampus
untuk membicarakan keberangkatan yang tinggal 4 hari lagi.
8.
Analisis Berbahasa pada pidato pemimpin
Judul Pidato : Pidato Pengunduran Diri
Presiden Soeharto
Oleh : Soeharto
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sejak beberapa waktu
terakhir, saya mengukuti dengan cermat perkembangan situasi nasional kita,
terutama aspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atas dasar pemahaman saya yang mendalem terhadep
aspirasi tersebut, dan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi tersebut perlu dilaksanaken
secara tertib, damai dan konstitusional demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan
bangsa serta kelangsungen pembangunan nasional, saya telah mengataken rencana
pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII.
Namun demikian,
kenyataan hingga hari ini menunjukken Komite Reformasi tersebut tidak dapet
terwujud karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana
pembentukan komite tersebut. Dalem keinginan untuk melaksanakan reformasi
dengan cara yang sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapet diwujudkennya
Konite Reformasi maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperluken
lagi.
Dengan memperhatiken
keadaan di atas, saya berpendapet sangat sulit bagi saya untuk dapet menjalanken
tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu, dengan memperhatiken
ketentuan Pasal 8 UUD 1945, dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatiken
pandangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pimpinan Fraksi-Fraksi yang ada
di dalemnya, saya memutusken untuk menyataken berhenti dari jabatan saya
sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacaken Pernyataan
ini, pada hari ini, kemis 21 Mei 1998.
Pernyataan saya
berhenti dari jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia, saya sampaiken di
hadapan Saudara-saudara Pimpinan Dewan Perwakilan rakyat Republik Indonesia
yang juga adalah Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat pagi ini pada
kesempatan silaturahmi.
Tambahan (ditulis tangan sendiri oleh Pak Soeharto)
Sesuai dengan Pasal 8
UUD-45 maka Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. H. BJ. Habibie yang akan
melanjutken sisa waktu jabatan Presiden Mandataris MPR 1998-2003.
Atas bantuan dan
dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini, saya
ucapken terima kasih dan minta maaf bila ada kesalahan dan kekurangannya.
Semoga Bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 45-nya.
Mulai ini hari Kabinet
Pembangunan ke VII demisioner dan pada para Mentri saya ucapkan trima kasih.
Oleh karena keadaan
tidak memungkinken untuk menyelenggaraken pengucapan sumpah di hadapan Dewan
Perwakilan Rakyat, maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalem
menyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya Saudara Wakil Presiden sekarang
juga agar melaksanaken pengucapan sumpah jabatan presiden di Hadapan Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
Analisis:
Kesalahan yang paling
banyak ditemukan pada pidato pengunduran diri Presiden Soeharto adalah kesalahan
tataran fonologi dan tataran sintaksis.
Tataran Fonologi dan Tataran Sintaksis
a.
Perubahan
fonem dan pengaruh bahasa daerah
1.
Atas dasar pemahaman
saya yang mendalem terhadep aspirasi tersebut
Analisis: Kata yang dimiringkan pada kalimat di atas termasuk dalam
kesalahan berbahasa tataran fonologi perubahan fonem karena pengucapannya
mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata mendalam sehingga menjadi mendalem.
Selain kesalahan fonologi, kata di atas juga termasuk kesalahan sintaksis
pengaruh bahasa daerah. Pak Soeharto berasal dari Bantul, Yogyakarta.
Dilihat dari naskah pidato di atas terdapatnya pengaruh bahasa Jawa. Dalam KBBI
tidak terdapat kata mendalem, yang ada kata mendalam.
Menurut KBBI
(2008:289) mendalam adalah meresap (masuk) ke dalam (spt lebih paham, lebih
mengerti): pengaruh
peradaban Barat telah ~ di kota-kota besar.
2.
Dan terdorong oleh
keyakinan bahwa reformasi tersebut perlu dilaksanaken secara tertib
Analisis: Kata yang dimiringkan pada kalimat di atas termasuk dalam
kesalahan berbahasa tataran fonologi perubahan fonem karena pengucapannya
mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata dilaksanakan sehingga menjadi dilaksanaken.
Selain kesalahan fonologi, kata di atas juga termasuk kesalahan sintaksis
pengaruh bahasa daerah. Pak Soeharto berasal dari Bantul, Yogyakarta.
Dilihat dari naskah pidato di atas terdapatnya pengaruh bahasa Jawa. Perbaikan
kata di atas adalah dilaksanakan.
3. saya telah mengataken rencana pembentukan Komite Reformasi dan
mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII.
Analisis: Kata yang dimiringkan pada kalimat di
atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi perubahan fonem karena
pengucapannya mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata mengatakan sehingga
menjadi mengataken. Selain kesalahan fonologi, kata di atas juga
termasuk kesalahan sintaksis pengaruh bahasa daerah. Pak Soeharto
berasal dari Bantul, Yogyakarta. Dilihat dari naskah pidato di atas terdapatnya
pengaruh bahasa Jawa. Perbaikan kata di atas adalah mengatakan.
Menurut KBBI (2008:634) mengatakan adalah v
1 menyebutkan; menuturkan: dia tidak ~ begitu; 2
menceritakan; memberitahukan: jangan ~ kpd Ibu bahwa saya tidak pergi ke
sekolah.
4. Namun demikian, kenyataan hingga hari ini menunjukken Komite
Reformasi tersebut tidak dapet terwujud karena tidak adanya tanggapan
Analisis: Kata yang dimiringkan pada kalimat di
atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi perubahan fonem karena
pengucapannya mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata menunjukkan sehingga
menjadi menunjukken. Selain kesalahan fonologi, kata di atas juga
termasuk kesalahan sintaksis pengaruh bahasa daerah. Pak Soeharto
berasal dari Bantul, Yogyakarta. Dilihat dari naskah pidato di atas terdapatnya
pengaruh bahasa Jawa. Perbaikan kata di atas adalah menunjukkan.
Menurut KBBI (2008:1506) adalah 1 memperlihatkan;
menyatakan; menerangkan (dng bukti dsb); menandakan (bahwa ...): ~
kekuasaannya; 2 memberi tahu (tt sesuatu): mudah-mudahan
Tuhan ~ jalan yg benar.
5.
maka perubahan susunan
Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperluken lagi.
Analisis: Kata yang dimiringkan pada kalimat di atas termasuk dalam
kesalahan berbahasa tataran fonologi perubahan fonem karena pengucapannya
mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata diperlukan sehingga menjadi diperluken.
Selain kesalahan fonologi, kata di atas juga termasuk kesalahan sintaksis
pengaruh bahasa daerah. Pak Soeharto berasal dari Bantul, Yogyakarta.
Dilihat dari naskah pidato di atas terdapatnya pengaruh bahasa Jawa. Perbaikan
kata di atas adalah diperlukan.
6.
Terhitung sejak saya bacaken
Pernyataan ini
Kata yang
dimiringkan pada kalimat di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi perubahan fonem karena pengucapannya mengubah /a/ menjadi /ê/ pada
kata bacakan sehingga menjadi bacaken. Selain kesalahan fonologi,
kata di atas juga termasuk kesalahan sintaksis pengaruh bahasa daerah. Pak
Soeharto berasal dari Bantul, Yogyakarta. Dilihat dari naskah pidato di atas
terdapatnya pengaruh bahasa Jawa. Perbaikan kata di atas adalah diperlukan.
Tataran Morfologi
1.
Terhitung sejak saya bacakan
pernyataan ini
Kata yang
dimiringkan pada kalimat di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
morfologi penyingkatan morf mem- karena penulisannya menyingkat
morf -mem. Mungkin karena
pengaruh bahasa daerah sehingga pengguna sering menyingkat morf. Perbaikan
kalimat di atas adalah Terhitung sejak saya membacakan
pernyataan ini.
Menurut KBBI (2008:109)
membacakan adalah v 1 membaca nyaring (melisankan tulisan) untuk orang lain: ia telah
- surat itu untuk ibunya; 2 mengucapkan (tt doa, mantra,
dsb): siapa yg
- doa dl perhelatan nanti.
Judul Pidato : Pidato Hari
Pancasila 2011
Oleh : Susilo
Bambang Yudhoyono
Tataran Fonologi
a.
Perubahan
Fonem
1.
Fonem
/i/ dilafalkan menjadi /e/ pada kata Estana
Analisis:
Kata pada
pidato SBY di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi
perubahan fonem vokal karena pengucapannya mengubah fonem /i/ pada kata istana
sehingga menjadi estana. Dalam KBBI tidak ada kata estana, yang ada kata
istana. Tidak menggunakan lafal fonem /e/ tetapi menggunakan lafal fonem /i/.
Pengucapan yang benar dan tepat dalah sedap.
Menurut KBBI
(2008:551) istana adalah n rumah kediaman resmi raja (kepala
negara, pre-siden) dan keluarganya.
Tataran Morfologi
a.
Penghilangan Prefiks meng-
1. Ubah
Analisis:
Kata pada
pidato SBY di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran morfologi. Dalam
bahasa kita memang ada istilah “ekonomi bahasa”, artinya kita harus menggunakan
bahasa sehemat mungkin, namun penghematan ini jangan sampai merusak kaidah
bahasa. Pengucapan yang benar tepat adalah mengubah.
Tataran Sintaksis
a.
Pengaruh Bahasa Daerah
1.
Tuhan
yang maha esa
Kata pada
pidato SBY di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran sintaksis adanya
pengaruh bahasa daerah karena pengucapan kata esa menggunakan fonem /ê/
(e lemah). Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh
yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecendrungan bahasa daerah merupakan BI,
sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2. Mungkin ini karena pengaruh bahasa
Jawa. Pengucapan yang benar dan tepat
adalah Esa, dengan menggunakan lafal /é/ (e keras) .
Menurut KBBI
(2008:381) esa adalah num tunggal; satu;-- hilang,
dua terbilang, pb berusaha terus dng keras hati hingga maksud
tercapai; berbilang
dr -- , mengaji dr alif, pb melakukan sesuatu hendaknya dr
permulaan.
2.
Berterimakasih
setinggi-tingginya
Kata pada pidato SBY di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa
tataran sintaksis karena menggunakan kata setinggi-tingginya. Pengucapan yang
benar adalah berterimakasih.
9.
Analisis Kesalahan Berbahasa pada kain rentang dan papan nama
1.
Unsur
Serapan (Villa Kartama Mas)
Penulisan nama toko di atas termasuk dalam kaidah Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) kesalahan penulisan unsur serapan karena penulisan kata
vila menggunakan dua buah fonem /l/ menjadi villa. kata villa berasal dari
bahasa Inggris tetapi sudah disesuaikan dengan bahasa Indonesia menjadi vila.
Tidak menggunakan dua buah fonem /l/. Penulisan papan nama di atas di
seharusnya Perumahan Vila Kartama Mas.
2.
Penulisan
Unsur Serapan (Apotik)
Penulisan nama toko di atas termasuk dalam kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) kesalahan penulisan unsur serapan karena penulisan kata apotek menjadi apotik. kata apotek sudah disesuaikan dengan bahasa Indonesia menjadi apotek. Kata asing penyerapan bakunya adalah apotek. Sedangkan apotik adalah kata asing penyerapan yang tidak baku. Penulisan di atas seharusnya Apotek.
Dalam KBBI
(2008:82) apotek adalah n toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep
dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
Penulisan nama toko di atas termasuk dalam kesalahan tataran
sintaksis karena penulisannya menggunakan istilah asing. Padahal sebenarnya
kita tidak boleh mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Dalam
bahasa Indonesia, kata shoes digantikan dengan kata sepatu. Selain itu,
penulisan nama toko tersebut tidak menggunakan hukum D-M
(Diterangkan-Menerangkan). Dalam aturan penulisan papan nama, boleh menggunakan
bahasa Inggris tetapi bahasa Inggris itu diletakkan di bawah bahasa Indonesia
dan ukuran hurufnya harus lebih kecil dari bahasa Indonesia. Contoh:
Toko
Sepatu Idaman
Shoes Idaman
Perbaikan penulisan nama toko di atas adalah Toko Sepatu Idaman.
4.
Preposisi
(Di Jual)
Penulisan pada kain rentang di atas termasuk dalam kesalahan kaidah EYD karena kata dijual bukan kata depan/preposisi melainkan di pada kata di atas adalah afiks/imbuhan sehingga penulisannya harus digabung. Untuk penulisan yang benar adalah Dijual.
1. Analisis Berbahasa pada ceramah
agama
Judul Ceramah:
Romantisme Rumah Tangga Rasullah
Ustad: Abdullah Zain,
MA
Teks Ceramah :
Nabi Muhammad adalah sosok manusia yang sangat sempurna.
Di medan perang beliau akan menjelma sebagai seorang panglima pemberani yang
bisa mengatur siasat dengan sebaik-baiknya. Ketika beliau masuk di mesjid,
beliau akan menjadi seorang imam dengan suara yang merdu dan bacaan yang
membuat orang yang mendengarnya terharu, khusyuk, dan tidak pernah memberatkan
ma’mumnya. Ketika beliau berada disekeliling rakyatnya, maka beliau akan
menjadi pemimpin sekaligus temen. Karena ada pemimpin yang ketika terjun
ke masyarakat dia tetep merasa dirinya sebagai orang paling tinggi. Sehingga
salamanpun pikir-pikir. Nabi merupakan contoh segala jenis kegiatan. Di dalam
alqur’ann:
Allah berfirman:
Telah ada di dalam diri nabi uswah hasanah (QS. Al
Ahzab:21)
Allah
tidak mengatakan nabi contoh yang baik saat menjadi pemimpin tok. Allah juga tidak
mengatakan nabi contoh yang baik saat menjadi suami tok. Akan tetapi Allah
mengatakan nabi adalah contoh yang baik di segala sesuatu. Adapun yang akan
kita kupas pada kesempatan kali ini adalah bagaimana menjadi pasangan yang
baik. Yang saya katakan pasangan adalah bapak bapak-bapak dan ibu-ibu, suami
dan istri. Saya tanya sama yang usia pernikahannya 20 tahun. “Pernah bosen
ndak?” oh sering. Kenapa bosan manusia dalam rumah tangga? Karena kita termasuk
sosok yang tidak sempurna. Cara nabi mengatasi kejenuhan dalam rumah tangga
inilah yang akan kita bahas. Ada 3 pembahasan pokok tentang romantisme.
1. Romantisme Verbal (Ucapan)
2. Romantisme Fisik (memeluk)
3. Romantisme Ketika Konflik (Romantisme ketika romantis)
TATARAN FONOLOGI
a. Perubahan Fonem
1. Ketika beliau berada disekeliling rakyatnya maka beliau akan
menjadi pemimpin sekaligus temen.
Analisis:
Kata yang dicetak
miring pada kalimat di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran fonologi
perubahan fonem karena pengucapannya mengubah /a/ menjadi /ê/ pada kata
teman sehingga menjadi temen.
Menurut KBBI
(2008:1429) teman adalah n 1 kawan; sahabat: hanya
-- dekat yg akan kuundang; 2 orang yg bersama-sama bekerja (berbuat,
berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja;
3 yg menjadi pelengkap (pasangan) atau yg dipakai (dimakan dsb)
bersama-sama: ada jenis lumut yg biasa dimakan untuk -- nasi; pisang
rebus enak untuk -- minum kopi;
Perbaikan
penulisan pada kalimat di atas adalah ketika beliau berada disekeliling
rakyatnya maka beliau akan menjadi pemimpin sekaligus teman.
2. Karena ada pemimpin yang ketika terjun ke masyarakat dia tetep
merasa dirinya sebagai orang paling tinggi.
Analisis: Kata
yang dicetak miring pada kalimat di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
fonologi perubahan fonem karena pengucapannya mengubah /a/ menjadi /ê/ pada
kata teman sehingga menjadi tetap.
Menurut KBBI
(2008:1457) tetap adalah v selalu berada (tinggal, berdiri,
dsb) di tempatnya: orang tuanya -- tinggal di dusun; 2
a
tidak berubah (keadaannya, kedudukannya, dsb): kalimat itu terbentuk menurut pola-pola -- dan
tertentu.
Perbaikan
penulisan pada kalimat di atas adalah Karena ada pemimpin yang ketika
terjun ke masyarakat dia tetap merasa dirinya sebagai orang paling
tinggi.
TATARAN SINTAKSIS
a. Penggunaan preposisi yang tidak tepat
1. Beliau masuk di mesjid
Analisis: Kata
yang dicetak miring pada kalimat di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
morfologi penggunaan preposisi yang tidak tepat. Perbaikan kalimat di atas
adalah Beliau masuk ke mesjid.
b. Adanya pengaruh bahasa daerah
1. Allah tidak mengatakan nabi contoh yang baik saat menjadi
pemimpin tok.
Analisis: Kata
yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
sintaksis kesalahan dalam bidang frasa karena penulisannya terdapat pengaruh
bahasa daerah kata tok. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia
menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan
bahasa daerah merupakan B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2. Penulisan kata tak di atas seharusnya tidak.
Perbaikan kalimat di atas adalah Allah tidak mengatakan nabi contoh yang
baik saat menjadi pemimpin saja.
2. Pernah bosen ndak?
Analisis: Kata
yang dicetak miring di atas termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
sintaksis kesalahan dalam bidang frasa karena penulisannya terdapat pengaruh
bahasa daerah kata ndak. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia
menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan
bahasa daerah merupakan B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2. Penulisan kata tak di atas seharusnya tidak.
Perbaikan kalimat di atas adalah Pernah bosen tidak?
Blogger saya: http://coretan-ekaa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar