Setelah itu ia pergi meninggalkan siank dan berganti
dengan malam. Begitu juga dengan kehidupan,kebahagian
datang dan pergi berganti dengan kesedihan. Sering kali
kebahagiaan itu datang pada mulanya,sehingga kesedihan pun
begitu terasa mencekam.Tak jarang kesedihan ini membuat
seseorang lupa diri dan tidak bisa berfikir dengan jernih.
Malam ini,aku duduk di tepi tempat tidurku sambil memainkan
jari jemari ku pada notebook kesayanganku. Entah kenapa,
malam ini mataku susah sekali untuk dipejamkan.
Pikiranku melayang entah kemana,menerawang jauh kelangit
yang gelap dan dingin hingga menembus angkasa (lebay).
Dinginnya malam tidak membuatku mengantuk. Hal aneh ini
menimpaku bukan pada malam ini saja. Tetapi sudah ku alami
4 malam berturut-turut.
Ingatanku menangkap kenangan buruk 1 tahun yang lalu.
Di saat kebahagiaanku hilang terenggut oleh kekejaman seseorang yang
aku sayangi. Pengorbanan yang ku berikan padanya terbuang sia-sia.
Hanya air mata yang dapat menghiburku. Jika saja perempuan
itu tidak menjadikan aku teman dalam facebooknya,mungkin aku
tidak akan pernah mengetahui hal yang bisa membuat aku terluka.
Itu sangat menyakitkan bagiku. Seandainya aku bisa memilih,aku lebih
baik tidak mengetahuinya sama sekali dari pada aku harus
menanggung sakit hati dan kesedihan ini seorang diri.
Luka yang tergores dihatiku ini sangat dalam dan rentan. Saat
tak sengaja aku melihat facebooknya,yang memasang fotonya
bersama perempuan itu,hatiku pun tergores lagi. Luka yang
sudah mulai sembuh, terkoyak lagi oleh ingatan
pengkhianatan yang aku terima darinya.
“ aku menyukainya...”ujarnya padaku saat semuanya sudah
terungkap.
“ apa kamu bilang,kamu menyukainya,trus bagaimana
denganku bagaimana dengan perasaanku ?”,jawabku dengan kesedihan yang sangat
mendalam dan linangan air mata.
“ aku tak punya perasaan lagi padamu “ ujarnya kejam
“ apa ..?? jangan seenaknya aja kamu bilang begitu “
“ trus mau gimana lagi,apakah harus aku paksakan hatiku
ini untuk orang yang tidak aku sayangi ?”
“ k a m u....”
Linangan air mata pun tak dapat ku bendung lagi. Semuanya
tumpah begitu saja. Akal sehatku mulai tak berfungsi. Aku
menangis sejadi-jadinya, tak menghiraukan keadaan
disekelilingku. Semuanya tumpah begitu saja. Kulangkahkan
kaki ku yang kaku untuk kembali ke rumah. Fikiranku
benar-benar kosong tak tentu arah. Aku berjalan menyusuri
jalan raya yang padat dengan kendaraan. Tak ada fikiran
apa-apa dalam benakku. Yang aku tau saat itu adalah
melangkahkan kaki menjauhi orang yang telah mengkhianatiku.
Ayunan langkahku semakin lambat dan berat. Fikiranku yang
beransur sadar membuatku kaget, “dimana aku sekarang ?”.
Ku tebarkan pandanganku keseliling,”aku tak mengenal
daerah ini”. Aku tak tau dimana aku berada saat ini.
Aku mencoba mengingat-ingat jalan mana yang aku ambil
setelah berbalik tadi. Tapi ingatanku saat itu benar-benar
buruk. Sama sekali aku tak dapat mengingatnya. Satu-satunya
cara aku bisa pulang dan beristirahat adalah aku harus
menaiki angkutan kota jurusan pasar dan disanalah nanti
aku bisa pulang.
Aku menaiki angkuatan kota yang mengarah ke pasar.
Pikiranku tak henti-hentinya memikirkan masalah yang baru
saja menimpaku. Selang waktu beberapa menit aku telah
sampai di daerah yang aku kenal,yaitu pasar. Dan barulah
dari situ aku bisa menaiki angkutan kota yang mengarah
kerumahku.
Sesampainya aku dirumah, perasaan kehancuran hatiku belum
mereda, bahkan mungkin lebih parah. Aku tak punya selera
lagi untuk memberi cacing-cacing di perutku makanan.
Tampaknya mereka juga merasakan apa yang tuannya rasakan.
sama sekali mereka tidak memberontak.
matahari pun sudah beranjak pergi meninggalkan siang dan
berganti dengan kegelapan malam. hatiku benar-benar merasakan
kehancuran. Bagaimana tidak,cinta pertamaku mengkhianatiku.
Kembali air mata ku tumpah membasahi pipi. Sepanjang malam ini
aku hanya bisa meratapi kepedihan hati ini.
puaskah kau lukaiku
puaskah kau sakiti
puaskah khianatiku
puaskah oh sayangku
dimanakah nuranimu
dimanakah akal sehatmu
sekarang kau campakkanku
setelah kau dapatkanku
mungkin hanya bilaku mati
kan berhenti menyakiti
sampai kapan terus begini
terus kau lukai
Dikamar ini aku meratap,dan diiringi oleh lagu kenanganku yang
sangat buruk. lirik lagu ini adalah gambaran kekecewaan ku padanya.
kesedihan ini sangatku rasakan. Tetesan air matapun tak dapatku hentikan.
* * *
cr: fauziahturahmi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar