Adalah Risa Saraswati, seorang wanita kelahiran
Bandung yang namanya mulai dikenal publik setelah ia terjun dalam dunia
seni Indonesia. Risa sendiri mulai menekuni kegiatan bermusiknya sejak
remaja, ia pun pernah menjadi vokalis dari band Homogenic.
Namun, akhir-akhir ini bukan hanya itu yang membuat nama seorang Risa
Saraswati seakan menjadi buah bibir setiap orang, namun kemampuannya
dalam melihat sesuatu yang biasa kita sebut……“hantu”.
Bermula dari keinginannya untuk membagi pengalaman tersebut, Risa
akhirnya membuat sebuah blog dan menceritakan berbagai pengalamannya.
Risa kecil tidak tahu bahwa ia memiliki kemampuan khusus yang disebut
orang-orang dengan “sixth sense” atau indra keenam. Risa yang
saat itu berdomisili di Bandung, harus tinggal bersama sang nenek di
rumah tuanya. Di rumah tersebutlah, Risa bertemu dengan kelima sahabat
ciliknya, Peter, William, Hans, Hendrick, dan Jansen. Kelima anak
keturunan Belanda ini, datang menemui Risa ketika ia sedang menangis di
loteng rumahnya. Kepadanya, mereka mengaku tinggal di sekitar rumah
neneknya tersebut.
Hari-hari dilalui Risa untuk bermain bersama mereka, sampai akhirnya ia sadar, mereka hidup di dunia yang berbeda.
Kelima anak Belanda ini merupakan korban pembunuhan dari pasukan Nippon atau
tentara Jepang yang saat itu sedang melakukan ekspansi ke wilayah
Indonesia dalam Perang Pasifik. Tak hanya itu, ternyata di rumah sang
nenek, Risa banyak bertemu ‘teman-teman’ lain yang juga
bernasib sama seperti Peter cs. Jumlah mereka terhitung banyak dan
terdiri dari berbagai usia, mulai dari anak-anak seperti Peter hingga
orang-orang tua. Mereka semua adalah korban kekejaman Nippon.
Kepada Risa, mereka mengaku bahwa mereka terjebak di antara dunia ini
karena masih belum mau meninggalkan dunia saat mereka hidup. Mereka
masih ingin melakukan suatu hal yang akhirnya mengganjal perjalanan
mereka untuk pergi ke alam selanjutnya. Semacam ‘unfinished business’.
Kedekatan Risa dengan mereka, menggerakannya untuk membuat beberapa
lagu yanag menceritakan kisah kehidupan mereka. Dalam band barunya yang
bernama “Sarasvati”, Risa membuat lagu berjudul “Story of Peter”
yang menceritakan sosok kasat mata teman masa kecilnya tersebut. Ia
mendedikasikan lagu ini khusus untuk kelima sahabat kecilnya.
Album perdananya tersebut diikuti dengan peluncuran buku pertama Risa, Danur,
pada tahun 2011 lalu. Dalam Danur, Risa menuangkan pengalaman hidupnya
yang selalu diiringi oleh kecerian kelima sahabat kecilnya yang masih
menganggap bahwa diri mereka masih hidup. Risa menguak sisi lain dari
kehidupan yang selama ini selalu ditakuti kita sebagai manusia.
“Mereka juga memiliki cerita….”, ungkapnya. Seakan ingin meluruskan persepsi kita tentang “mereka”,
Risa menceritakan hal tersebut dan menegaskan bahwa mereka pernah
bernafas dan juga memiliki kehidupan, selayaknya kita sekarang.
Tak cukup dengan Danur, publik meminta Risa untuk lebih membagi
pengalamannya. Akhirnya pada tahun 2012, secara independen, Risa kembali
meluncurkan buku keduanya yang berjudul “Maddah”.
Tetap dengan tema yang sama, Risa masih membagi cerita kehidupannya
dengan kelebihan yang ia miliki. Tentang bagaimana kehidupan Peter cs
yang telah pindah dari rumah nenek Risa ke sebuah sekolah tua di
Bandung, tentang cerita pilu antara pasangan calon pengantin yang justru
harus meregang nyawa satu hari menjelang pernikahannya, serta tentang
kehidupan sosial Risa yang seolah tak pernah sama lagi.
Kemampuan Risa dalam menyampaikan cerita membuat banyak kritikus yang
memuji kedua karyanya tersebut. Pembaca seakan terbawa ke dalam dunia
yang dimiliki Risa dan teman-temannya. Keinginan Risa untuk meluruskan
pola pikir khalayak tentang makhluk-makhluk tak kasat mata tersebut
mendapatkan respons yang positif. Walaupun begitu tetap banyak saja
selentingan miring tentang kemampuannya tersebut. Tetapi, usaha dan
keberanian Risa ini patut diacungi jempol.
Karya-karya Risa baik dalam dunia musik maupun literatur ini bak
angin segar untuk dunia seni Indonesia. Terus berkarya, Risa Saraswati! Sisca Ameliawati Rudy
*Photo Courtesy of Risa Saraswati*
blog risa: www.risasaraswati.com/
credits: http://rtc.ui.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar