thanks for visiting,come back soon for more:)

Jumat, 21 Juni 2013

Secret Admirer [cerpen]

Aku selalu memperhatikanmu dari jauh, kepo tentang dirimu. Sangat ingin tau kau sedang apa, apakah kau baik-baik saja? Aku tak bisa menggapaimu, kau terlalu jauh untuk ku raih. Ingin aku memelukmu, tapi aku tak sanggup. Aku hanyalah penggemar rahasiamu, orang yang hanya bisa
memandangimu, dan mengagumimu dari jauh. Walaupun terkadang begitu banyak moment dimana aku bisa dekat denganmu. Tapi tetap saja aku diam dan hanya mencuri-curi pandang padamu.
Terkadang aku membenci waktu. Waktu mempertemukan kita, dan memisahkan kita. Di saat aku ingin bertemu denganmu, sangat jarang waktu berpihak padaku. Tiap kali aku tak ingin di ganggu siapapun, saat itulah waktu mempertemukan kita. Bukan.. aku bukan menyalahkanmu dan waktu. Sebenarnya, aku menyalahkan diriku yang bodoh dan tetap bertahan menyukaimu walaupun kau tak mengenalku.
“Gak mungkinlah dia gak kenal sama elo! Santai aja Pris!” kata-kata itulah yang membuat cintaku padamu semakin membara.
Teman-temanku hanya bisa mendukungku dari belakang agar aku tak pernah menyerah menunggu kau datang menghampiriku, secret admirermu. Aku selalu berharap masa-masa indah datang, yaitu saat kau datang dan membuatku tersenyum. Tapi, melihatmu dari jauh saja sudah membuatku tersenyum.
Aku duduk sendiri di sekolah, semua orang meninggalkanku di tengah hujan yang begitu deras. Badanku terasa beku, aku sangat kedinginan dan butuh kehangatan atau aku akan mati kedinginan. Tiba-tiba aku merasa seseorang mendekat padaku, hey dan itu adalah kau!
“Halo, Prisya” sapamu.
“E..eh.. Haloo. kamu.. ehh..” aku bingung dan sangat grogi untuk menjawabmu.
“Ohh kamu gak kenal aku ya? Namaku Ricky, satu sekolah kamu kok Pris.”
“Ehh iyaa.. aku kenal kok hehehe” jawabku agak sedikit malu, kehadirannya di sini membuatku merasa lebih hangat. Dan ini terasa seperti mimpi, saat kau berada dekatku dan untuk pertama kalinya kita saling bicara.
“Kamu kedinginan? Ini pake jaket ku aja, Pris” katanya sambil membuka jaketnya dan memberikannya padaku.
“Loh.. kamu gimana?”
“Gakpapa, pake aja”
“Makasih ya, Ricky”
Dia pergi meninggalkanku setelah memberiku kehangatan sementara. Tapi itu sangat membuatku bahagia. Aku menunggu hujan sampai reda, hujan yang menjadi kenangan terindah antara aku dengannya. Tanggal 9 September, pertama kalinya aku bicara dengannya. Berharap, akan ada hari indah lain setelah ini.
“Ini jaket kamu, makasih ya..”
Ricky tersenyum padaku, senyumnya membuatku melayang di udara dan membuatku lupa diri. Setelah aku kembali ke kelasku, aku melihatnya berjalan dengan seorang gadis yang sangat manis. Gadis itu rapi dan cantik, rambutnya panjang dan gayanya juga tidak culun, beda denganku, gadis yang datang ke sekolah mengikat rambut, dengan gaya yang culun.
Sampainya aku di rumah, aku coba mencari-cari di internet tentang gaya masa kini, dan aku merubah penampilanku, mulai besok. Rambutku tidak lagi di ikat, gayaku tak lagi culun. Saat-saat yang ku tunggu bertemu Ricky.
“Prisya? Kamu berubah?” dia heran melihat penampilanku yang baru.
“Iyaa..”
“Oh.. kamu makin cantik, Pris. Tapi aku merasa kamu lebih cantik dengan penampilan yang lama. Terlihat lebih polos, lugu, dan itulah kamu”
Kata-kata itu membuatku terguncang. Ternyata perubahanku sia-sia, dan apa yang dikatakannya tadi tidak membuatku sakit hati, malah membuatku makin menyukainya. Dia memang orang yang baik, tapi kenapa dia tidak melirikku sama sekali?
Waktu berlalu begitu cepat. Hingga akhirnya UN SMA pun tiba. Sangat tidak terasa, sudah 3 tahun aku memendam perasaan ini. Dan tak terasa sudah 1 tahun kita tak pernah bertegur sapa lagi seperti dulu, karena kau kini telah memiliki Stella. Meskipun begitu, perasaan ini tak pernah berubah padamu, Ricky.
Saat UN tiba, aku berharap kau datang padaku mengucapkan “Selamat Ujian” padaku, harapan itu sirna begitu saja, sepertinya kehadiran Stella benar-benar membuatmu lupa tentang aku, kau, dan hujan itu. 4 hari berlalu, aku menunggumu mengucapkan selamat ujian itu padaku, tapi aku tak kunjung menerimanya juga.
Malam itu malam yang indah, prom night. Dimana aku benar-benar mengharapkan kau datang menjemputku dan menjadikanku pasanganmu saat itu, tapi aku harus tau diri, sudah ada yang lain di sisimu, Stella. Melihat kalian berdua begitu dekat dan romantisnya saat prom night itu membuatku merasa iba pada diriku sendiri. Aku tak sanggup dengan semua ini. Aku berlari keluar menangis di bawah bintang malam itu, aku ingin bercerita pada bintang di langit tentang perasaanku 3 tahun ini padamu.
“Kamu sendiri, Pris? Ini sapu tanganku.. lap air mata kamu, aku gak suka liat cewe imut culun nangis di depanku” Ricky mengagetkanku dengan kehadirannya yang sangat mendadak. “Kamu jangan nangis lagi ya, Pris.”
Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Berharap suatu saat nanti dia menyadari tentang perasaan yang sudah lama kupendam. Dan ini, kedua kalinya kau datang padaku memberikan aku sesuatu. Tepat tanggal 9 september, 3 tahun yang lalu, pertama kali kita saling bicara dan 9 september hari ini, yang mungkin akan menjadi pertemuan terakhir kita. Aku berharap.. suatu saat nanti kita bertemu dengan keadaan dimana aku tak lagi menjadi secret admirermu, aku berharap menjadi seseorang yang akan membuatmu tersenyum setiap hari.



Cerpen Karangan: Anggi Doloksaribu
Blog: anggidoloksaribu.blogspot.com
Facebook: Anggi Doloksaribu

cr: cerpenmu.com/

Tidak ada komentar:

To Top Page Up Page Down To Bottom Auto Scroll Stop Scroll