Gadis
cantik sederhana berkulit sawo matang yang gampang bergaul. Itulah Arina, Arina
Aryama. Arina adalah anak dari seorang suami istri yang hidup sederhana yang
tinggal di Pulau Selayar. Mereka hidup dengan kesederhanaan, tidak mengikuti
pergaulan orang kaya. Arina adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Ia pernah
berpacaran dengan salah seorang temannya yang bernama
Eryt. Eryt sangat baik
terhadap Arina. Namun, hanya berselang beberapa bulan saja mereka menjalin
hubungan. Tepatnya hanya 8 bulanlah mereka menjalin hubungan itu yang akhirnya
putus ditengah jalan. Mereka putus akibat ulah salah seorang cewek teman Arina
yang mengaku-ngaku kalau Ia adalah kekasih Eryt yang baru saja jadian seminggu
yang lalu. Arinapun langsung tegas meminta putus kepada Eryt padahal cewek yang
mengaku-ngaku itu hanya ingin mengganggu hubungan mereka. Namun, Arina tidak
tahu. Eryt berulang kali meyakinkan Arina kalau Ia hanya punya Arina di dalam
hatinya. Di perjalanan pulang dari sekolah, Eryt mau menjelaskan kesalahpahaman
mereka.
“Arina,
tunggu. Aku mau jelasin dulu yang tadi.” Kata Eryt
“Udah
nggak perlu lagi dijelasin Eryt, menurut aku semua itu udah jelas. Karena cewek
itu sendiri yang bilang di depan aku. Dan dia bilang antara mulutnya dan
telinga aku. Tidak ada satupun orang yang menjadi perantara. Pokoknya aku mau
putus, titik.” Kata Arina dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Arina
langsung pergi meninggalkan Eryt yang terus saja mencegah Arina pergi dan putus
dengannya. Namun, Arina tidak mempedulikan Eryt. Di dalam hati Arina masih
terbayang wajah ganteng Eryt yang sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya itu.
Setelah beberapa bulan putus dengan Eryt, Arina masih saja memikirkan Eryt.
Begitupun dengan perasaan Eryt. Arina menyembunyikan perasaannya kepada Eryt.
Arina tidak tahu, entah bagaimana caranya agar Eryt bisa jadian lagi dengannya.
Karena kebingungan, Arina lalu mengubah gaya berpakaiannya. Gaya yang semula
membuka aurat, sekarang Arina menjadi kebiasaan memakai kerudung dan lengan
yang tertutup serta rok panjang.
“Mungkin
dengan penampilanku yang sekarang ini akan merubah segalanya.” Kata Arina
Pada
saat pertama kali Eryt melihat Arina memakai pakaian yang seperti sekarang,
Eryt semakin tidak tahan untuk mendekati Arina, padahal mereka belum jadian.
Eryt begitu sangat kagum dengan penampilan Arina sekarang ini. Bukan hanya Eryt
yang terpesona melihat Arina, tetapi musuh Arina yang bernama Satria juga ikut
terpesona dan berusaha mendekati Arina, namun Arina tidak ada rasa terhadap
Satria.
Pada
malam minggu, ayah dan ibu Arina ingin pergi ke rumah keluarga karena ada salah
seorang sanak keluarga yang sakit. Bertepatan juga pada malam hari itu, Eryt
ingin memberikan kejutan kepada Arina bahwa Ia ingin meminta balikan kepada
Arina, tiba-tiba dari belakang mobil Eryt ada mobil lain yang mengemudi dengan
kecepatan tinggi. Mobil itu langsung menabrak mobil Eryt. Yang menabrak mobil
Eryt itu ternyata hanya mengalami luka kecil dan langsung pergi dari tempat
kejadian. Hanya mobil Eryt yang sementara menabrak pohon yang ada di tepi jalan
dan Eryt dalam keadaan tidak sadar dan mengalami luka parah dibagian kepala dan
wajah akibat kaca depan mobil yang pecah. Eryt langsung dilarikan ke rumah
sakit terdekat di daerah itu.
Saat
kejadian itu berlangsung, Arina yang sedang mengambil air minum, tiba-tiba
kaget begitu saja dan gelas yang dipegangnya juga tiba-tiba pecah. Mulai saat
itu, Arina merasakan kegelisahan. Entah apa yang terjadi di luar sana. Apakah
yang mendapatkan musibah itu adalah orang tuanya atau siapa. Arina terus bertanya-tanya
di dalam hatinya dengan wajah yang sudah pucat dan kelihatan gelisah. Arina
dengan cepatnya mengambil telepon genggamnya dan kemudian menelepon orang
tuanya mengenai keadaan mereka di sana, apakah keadaannya buruk ataukah
baik-baik saja.
Arina
kemudian menelepon orang tuanya dan terdengar suara panggilan yang terjawab
dari handphone nya.
“Halo,
Assalamu alaikum. Ibu, Ayah. Kalian baik-baik saja kan? Tidak terjadi apa-apa
dengan kalian kan? Ibu, Ayah, ayo katakan.” Kata Arina dengan tergesa-gesa.
“Arina,
kamu kenapa? Nanya nya kok sampai kayak gitu?” Tanya Ibu Arina
“Ibu,
maaf Arina pikir sudah terjadi apa-apa dengan ayah dan ibu.” Jawab Arina
“Ah,
kamu nak. Ibu dan ayah nggak apa-apa kok. Kamu tenang saja yah? Nah, nak sudah
dulu yah? Ibu mau mengetok pintu rumah tante kamu nih. Assalamu alaikum.” Kata
Ibu Arina
“Iya
bu, Walaikum salam.” Sahut Arina
Namun,
hati Arina belum bisa tenang. Entah siapa yang mendapat musibah di luar sana
dipikiran Arina.
Sementara
itu, Eryt masih terbaring di rumah sakit. Eryt sedah siuman dan hasil Lab
menunjukan hanya ada benturan kecil dikepala Eryt cuma saja ada luka yang agak
besar dikepalanya. Namun, dengan terkejut, sang dokter yang menangani Eryt
kemudian melihat kearah bawah yang bertuliskan kalau Eryt mengalami kelainan,
yaitu menderita penyakit kanker hati.
Eryt
telah mengetahui penyakit yang dideritanya. Namun, Eryt menyembunyikannya
kepada Arina. Seminggu kemudian, Eryt sudah dibolehkan pulang oleh dokter.
Tepat pada hari itu, Arina diberi tahu oleh salah seorang temannya bahwa Eryt
itu sedang dirawat dirumah sakit akibat kecelakaan seminggu yang lalu, tepatnya
malam minggu. Lalu, hati Arina mulai bertanya-tanya kebingungan.
“Apakah
waktu malam itu perasaan gelisah aku tertuju ke Eryt? Tapi kan aku bukan apa-apanya
Eryt. Mana mungkin aku bisa merasakan perasaan itu? Ah, itu kan sudah berlalu.
Biarkan saja lah.” Tanya Arina di dalam hatinya
Saat
Arina berangkat menuju rumah sakit, Arina langsung bertanya kepada suster
mengenai Eryt.
“Eeee,
Sust. Boleh tanya tidak?” Tanya Arina
“Boleh.
Iya, silahkan Mbak.” Jawab suster itu
“Apakah
pasien yang bernama Eryt masih dirawat di rumah sakit ini?” Tanya Arina kembali
kepada sang suster
”Maaf,
Mbak. Apakah mba bisa menyebutkan nama lengkap pasien tersebut? Dengan sopannya
suster bertanya kepada Arina
“Nama
lengkapnya hanya Eryt sust. Apa ada?” Jawab Arina
“Oh,
iya ada mba. Tapi pasien sudah pulang mba. Baru saja.” Seru suster itu
Arina
mulai putus asa. Sebentar lagi tepatnya dua minggu lagi, Arina akan wisuda S1
nya. Arina sangat ingin pendamping untuknya disaat bahagia itu.
Keesokan
harinya di kampus, Arina bertemu dengan Ain temannya. Ain berbicara banyak di
depan Arina.
“Rin,
kamu udah punya pacar yah?” tanya Ain
“Eeeemmmm,
nggak tuh. Emang kenapa? Kamu mau nembak aku yah (tertawa)?” sahut Arina
“Yah
nggak lah. (tertawa bersama). Aku cuman mau ngenalin kamu ke teman aku. Dia itu
orangnya ganteng, baik pula. Dan dia itu sudah lama suka sama kamu cuman dia
nggak pernah berani dekat dan kenal sama kamu karena dia dapat kabar kalau kamu
itu masih berpacaran dengan Eryt.” Cetus Ain
“Hah?
Aku pengen jadian dengan orang yang belum sempat aku kenal? Nggak lah. Maaf
yah? Aku nggak bisa. Di hati aku masih ada seseorang.” Jawab Arina
“Eryt?
Eryt itu udah ngelupain kamu. Dia itu udah nggak butuh kamu lagi. Bahkan, aku
udah lihat Eryt kemarin di mall dengan salah seorang cewek dan mereka itu
sangat mesrah. Jadi, gue saranin lo sama teman gue aja yah? Namanya Ello. Gue
ngejamin lo kalau lo jadian dengan Ello dan Ello itu ditinggal mati oleh
pacarnya, jadi tolong yah, kamu hibur dia yah?” mohon Ain kepada Arina dengan
gaya yang sedikit sedih
Arina
sangat sedih mendengar tuturan jujur dari Ain tentang Eryt. Namun, Arina tidak
bisa melakukan apa-apa karena Arina sudah putus hubungan dengan Eryt beberapa
saat yang lalu yang masih menyimpan rasa sayang dan cinta di hati mereka berdua
yang amat tulus diantara mereka berdua.
“Aaaah?
Aduh, aku nggak bisa ngomong apa-apa nih. Aku usahain yah?” kata Arina
“Oh,
iya iya.” Kata Ain
Saat
Arina pulang dari kuliah, Arina langsung menuju ke arah pantai. Arina dalam
keadaan lemah dan ingin sendiri untuk me-refreshing pikirannya tentang hubungan
Eryt dengan cewek lain yang belum diketahuinya.
Tiba-tiba
dari belakang Eryt memegang pundak Arina.
“Assalamu
alaikum Nona cantik.” Rayu Eryt
“Astagfirullah
al-adzim. Eryt, kok kamu ada di sini? Kamu dengan siapa? Nanti ada yang lihat
kamu.” Desah Arina
“Kok
aku memberi salam lalu kok kamu ngejawab dengan ucapan Astagfirullah al-adzim?”
tanya Eryt
“Ah,
maaf.” Jawab Arina dengan singkat
“(dengan
wajah keliru) oh iya, kok kamu bilang aku dengan siapa dan ngapain disini? Jadi
aku mau jawab, aku kesini mau minta balikan ke kamu dan aku kesini dengan hati
yang tulus.” Kata Eryt dengan senyuman
dan sambil tangannya masih memegang pundak gadis yang sangat dicintainya itu di
tanggul pantai
“Apa?
Minta balikan dengan aku? Nggak salah? Kamu kan sudah punya pacar. Nggak usah
mainin perasaan aku deh, Ryt. Aku disini Cuma mau ketemu dengan calon pacar
aku. Tahu? Jawab Arina sambil melepas pegangan erat Eryt diatas pundaknya yang
digenggamnya dengan penuh rasa sayang.
“Arina?
Kok kamu nggak bilang ke aku sih kalau kamu itu sudah punya gebetan? Aku itu
masih sayang sama kamu, dan cewek yang kamu bilang itu mungkin saja di adalah
Iska. Yaitu cewek yang dijodohkan dengan aku oleh orang tuaku. Tapi aku
benar-benar nggak suka sama dia dan aku hanya inginkan kamu di hati aku.” Kata
Eryt dengan tulus
“Yang
benar?” Tanya Arina
“Iya.
Sumpah demi penyakit aku. (Eryt kecoplosan mengatakan bahwa Ia sedang menderita
sebuah penyakit serius).” Kata Eryt
“Penyakit?
Penyakit apa? Penyakit itu merupakan penyakit serius atau tidak?” tanya Arina
“Ah,
eh. Nggak Arina. Maksud aku demi kamu aku berani bersumpah.” Lanjutnya
“Benar?”
tanya Arina
“Iya.”
Jawab Eryt
Tiba-tiba,
dari bawah tanggul, terlihat Ello yang menarik Arina turun ke laut. Arina ikut
terjatuh. Arina heran, entah siapa yang menariknya itu. Lalu Ello
memperkenalkan dirinya bahwa Ia adalah orang yang dikenalkan Ain kepadanya.
Arina pun heran, entah bagaimana caranya Ello tahu kalau Arina ada di sini.
Ello pun langsung menyatakan perasaannya terhadap Arina. Namun, sempatnya Arina
menolak Ello karena Ia tidak bisa memaksakan perasaannya. Karena, perasaan
Arina hanya ada untuk Eryt. Disaat Eryt melihat Ello sedang memegang tangan
Arina, Eryt langsung ikut turun ke laut dan menarik Arina. Pada saat itu,
langit kelihatan mendung dan tidak lama kemudian, turunlah hujan.
“Arina,
kamu jujur. Kamu masih sayang kan sama aku? Kamu masih cinta kan sama aku? Ini
hujan, nanti kamu sakit. Kalau kamu masih sayang dan cinta sama aku, kamu tolak
dia. Aku mohon Arina, kamu jujur yah?” Kata Eryt seolah-olah ingin membujuk
Arina, agar Arina kembali padanya
“Eryt,
aku sayang sama kamu. Tapi, aku mau membuka lembaran baru karena kamu juga kan
sudah punya calon tunangan yang dipilihkan oleh orang tuamu kan? Dan ini
saatnya aku dan kamu untuk melepas hubungan. Aku cinta sama kamu (dengan air
mata yang mengalir dipipinya, dan sambil Eryt menghapus air mata itu).” Kata
Arina
Ello
langsung membawa Arina pergi meninggalkan Eryt. Tetapi, penyakit Eryt kambuh
dan darah keluar dari hidungnya. Tiba-tiba, Arina melihat kebelakang dan
melihat darah yang keluar dari hidung Eryt. Arina berlari menuju Eryt dan
menghapus darah yang ada dihidungnya dan Arina langsung memeluk Eryt.
“Eryt,
kamu kenapa? Kamu jangan tinggalkan aku yah? Aku mohon.” Kata Arina
Mereka
berdua menangis, namun Ello tetap membawa Arina pergi.
Tinggal
5 hari lagi wisuda Arina berlangsung, dan Arina ingin ada Eryt yang mendampingi
Arina di tempat itu. 2 hari kemudian Iska, calon tunangan Eryt mengalami
kecelakaan dan meninggal dunia. Bertepatan saat Ain ke rumah Ello, Ello
terlihat sedih.
“Eh,
Ain. Ain, aku mau curhat nih. Bisa kan?” Sapa Ello
“Iya.
Oh,iya. Kamu udah jadian blom sama si Arina?” tanya Ain
“Nggak,
Arina terus saja meminta waktu untuk menjawab dan sepertinya Arina nggak ada
rasa deh sama aku, dan perasaannya hanya untuk Eryt. Aku ngerti semua itu.
Pokoknya aku harus membuat Arina bahagia walau bukan dengan aku tetapi dengan
Eryt, semua itu akan aku lakukan untuk ngebahagiakan Arina. Dan aku nggak perlu
jadian sama Arina, karena aku nggak bisa maksa dia dan Arina sepertinya sangat
tidak bisa memaksakan perasaannya kepada aku.” Kata Ello
“Lo,
loh bodoh yah? Masa sih loh mau ngorbanin perasaan loh demi Eryt? Loh nggak
bisa ngalah. Sejujurnya yah, gue terus aja maksa loh untuk jadian sama si Arina
karena aku juga suka sama Eryt, jadi kita harus memisahkan mereka demi
kebahagiaan kita. Kamu bisa mendapatkan Arina dan aku bisa mendapatkan Eryt.
Ngerti?” Usul Ain
“Ain,
cukup. Kita nggak bisa egois. Aku nggak bisa ngelihat Arina sedih terus akibat
ulah kita yang akan memisahkan mereka berdua. Aku lebih mau menderita batin
daripada aku harus melihat Arina sedih setiap hari jika bersama aku, karena
perasaan Arina hanya ada untuk Eryt dan lebih nyaman dengan Eryt dibandingkan
dengan aku.” Tutur Ello
“Yang
kamu katakan itu ada benarnya juga. Kalau kita mencintai dan menyayangi
seseorang kira harus bisa melihat orang itu bahagia, walau dengan cara apapun. Gue
salut sama loh.” Kata Ain
2
hari kemudian, mereka berdua berjanjan untuk ketemuan di pantai tempat Arina duduk
berdua bersama Eryt. Mereka berempat mengatakan semuanya.
“Arina,gue
emang suka sama loh, gue sayang sama loh, bahkan gue sampe cinta sama loh tapi,
gue tahu loh nggak bisa maksain perasaan loh untuk bisa sayang dan cinta sama
gue dan cinta dan sayang kamu itu hanya untuk Eryt. Dan gue nggak bisa maksain
perasaan loh. Maaf yah, selama ini gue udah maksa persasaan loh. Dan sekarang
saatnya gue menyatukan kalian berdua.” Tutur Ello
“Iya,
gue juga minta maaf, karena selama ini gue maksa loh untuk cepat-cepat jadian
sama Ello, semua itu karena gue punya maksud lain yaitu gue juga suka sama Eryt
dan ingin merebut Eryt dari loh. Maafin niat gue yah?” Tutur Ain
“(Arina
dan Eryt sama-sama heran dan tersenyum menatap muka berdua mendengar pengakuan
Ello dan Ain.) Aku salut sama kalian.” Kata Arina
“Apa
yang perlu disalutin sama gue dan Ello, Rin?” Tanya Ain
“Gue
salut sama kalian berdua, karena, walaupun kalian berdua suka sama seseorang
yang sudah berpindah ke lain hati, kalian berdua mengalahkan egois kalian untuk
memisahkan mereka menjadi suatu kebanggaan untuk kalian yang rela mengorbankan
perasaan kalian demi perasaan orang yang kalian cintai dan yang kalian sayangi.
Aku salut dengan kalian (dengan air mata yang mengalir dipipinya.)” Tutur Arina
“Gue
juga salut sama kalian.” Tutur Eryt
“Oh,
iya. Sebelumnya gue mau minta maaf sama loh Ryt.” Kata Ello
“Minta
maaf kenapa?” Tanya Eryt
“Karena
selama ini gue udah nyembunyiin sesuatu. Kalau yang nabrak mobil loh itu adalah
gue, karena gue nggak suka sama loh karena loh
bisa ngedapatin Arina, sedangkan gue nggak bisa. Gue benar-benar minta
maaf Ryt.” Tutur Ello
“Iya,
gue udah maafin loh kok. Dan gue buat itu semua sebagai kecelakaan, bukan
sebuah kesengajaan.” Tutur Eryt
Ain
memegang tangan Eryt dan Ello juga kemudian memegang tangan Arina dan dengan
perlahan mereka berdua menyatukan tangan Eryt dan Arina sebagai tanda kalau Eryt
dan Arina balikan kembali.
“Oh,
iya. Arina, penyakit aku sudah sembuh. Iska kecelakaan dan meninggal dunia,
kemudian Iska mendonorkan hatinya kepada aku. Sehingga, aku bisa sehat
kembali.” Tutur Eryt
“Yang
benar Ryt?” Tanya Arina dengan gembiranya
“Iya.
(mengangguk).” Tutur Eryt
“Oh,
iya. Besok aku akan wisuda. Dan aku mau kamu ada di samping aku.” Kata Arina
kepada Eryt
“Pasti
sayang.” Jawab Eryt dengan rasa gembiranya
Mereka
berduapun menyatu, di samping itu, Ello dan Ain pun juga menyatu. Mereka berempat
telah menjadi pasangan yang diinginkan.
SEKIAN
cr: kumpulancerpenremajaindonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar