thanks for visiting,come back soon for more:)

Selasa, 18 Juni 2013

Penampilanku Merubah Segalanya [cerpen]

 

Gadis cantik sederhana berkulit sawo matang yang gampang bergaul. Itulah Arina, Arina Aryama. Arina adalah anak dari seorang suami istri yang hidup sederhana yang tinggal di Pulau Selayar. Mereka hidup dengan kesederhanaan, tidak mengikuti pergaulan orang kaya. Arina adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Ia pernah berpacaran dengan salah seorang temannya yang bernama
 Eryt. Eryt sangat baik terhadap Arina. Namun, hanya berselang beberapa bulan saja mereka menjalin hubungan. Tepatnya hanya 8 bulanlah mereka menjalin hubungan itu yang akhirnya putus ditengah jalan. Mereka putus akibat ulah salah seorang cewek teman Arina yang mengaku-ngaku kalau Ia adalah kekasih Eryt yang baru saja jadian seminggu yang lalu. Arinapun langsung tegas meminta putus kepada Eryt padahal cewek yang mengaku-ngaku itu hanya ingin mengganggu hubungan mereka. Namun, Arina tidak tahu. Eryt berulang kali meyakinkan Arina kalau Ia hanya punya Arina di dalam hatinya. Di perjalanan pulang dari sekolah, Eryt mau menjelaskan kesalahpahaman mereka.
“Arina, tunggu. Aku mau jelasin dulu yang tadi.” Kata Eryt
“Udah nggak perlu lagi dijelasin Eryt, menurut aku semua itu udah jelas. Karena cewek itu sendiri yang bilang di depan aku. Dan dia bilang antara mulutnya dan telinga aku. Tidak ada satupun orang yang menjadi perantara. Pokoknya aku mau putus, titik.” Kata Arina dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Arina langsung pergi meninggalkan Eryt yang terus saja mencegah Arina pergi dan putus dengannya. Namun, Arina tidak mempedulikan Eryt. Di dalam hati Arina masih terbayang wajah ganteng Eryt yang sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya itu. Setelah beberapa bulan putus dengan Eryt, Arina masih saja memikirkan Eryt. Begitupun dengan perasaan Eryt. Arina menyembunyikan perasaannya kepada Eryt. Arina tidak tahu, entah bagaimana caranya agar Eryt bisa jadian lagi dengannya. Karena kebingungan, Arina lalu mengubah gaya berpakaiannya. Gaya yang semula membuka aurat, sekarang Arina menjadi kebiasaan memakai kerudung dan lengan yang tertutup serta rok panjang.
“Mungkin dengan penampilanku yang sekarang ini akan merubah segalanya.” Kata Arina
Pada saat pertama kali Eryt melihat Arina memakai pakaian yang seperti sekarang, Eryt semakin tidak tahan untuk mendekati Arina, padahal mereka belum jadian. Eryt begitu sangat kagum dengan penampilan Arina sekarang ini. Bukan hanya Eryt yang terpesona melihat Arina, tetapi musuh Arina yang bernama Satria juga ikut terpesona dan berusaha mendekati Arina, namun Arina tidak ada rasa terhadap Satria.
Pada malam minggu, ayah dan ibu Arina ingin pergi ke rumah keluarga karena ada salah seorang sanak keluarga yang sakit. Bertepatan juga pada malam hari itu, Eryt ingin memberikan kejutan kepada Arina bahwa Ia ingin meminta balikan kepada Arina, tiba-tiba dari belakang mobil Eryt ada mobil lain yang mengemudi dengan kecepatan tinggi. Mobil itu langsung menabrak mobil Eryt. Yang menabrak mobil Eryt itu ternyata hanya mengalami luka kecil dan langsung pergi dari tempat kejadian. Hanya mobil Eryt yang sementara menabrak pohon yang ada di tepi jalan dan Eryt dalam keadaan tidak sadar dan mengalami luka parah dibagian kepala dan wajah akibat kaca depan mobil yang pecah. Eryt langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di daerah itu.
Saat kejadian itu berlangsung, Arina yang sedang mengambil air minum, tiba-tiba kaget begitu saja dan gelas yang dipegangnya juga tiba-tiba pecah. Mulai saat itu, Arina merasakan kegelisahan. Entah apa yang terjadi di luar sana. Apakah yang mendapatkan musibah itu adalah orang tuanya atau siapa. Arina terus bertanya-tanya di dalam hatinya dengan wajah yang sudah pucat dan kelihatan gelisah. Arina dengan cepatnya mengambil telepon genggamnya dan kemudian menelepon orang tuanya mengenai keadaan mereka di sana, apakah keadaannya buruk ataukah baik-baik saja.
Arina kemudian menelepon orang tuanya dan terdengar suara panggilan yang terjawab dari handphone nya.
“Halo, Assalamu alaikum. Ibu, Ayah. Kalian baik-baik saja kan? Tidak terjadi apa-apa dengan kalian kan? Ibu, Ayah, ayo katakan.” Kata Arina dengan tergesa-gesa.
“Arina, kamu kenapa? Nanya nya kok sampai kayak gitu?” Tanya Ibu Arina
“Ibu, maaf Arina pikir sudah terjadi apa-apa dengan ayah dan ibu.” Jawab Arina
“Ah, kamu nak. Ibu dan ayah nggak apa-apa kok. Kamu tenang saja yah? Nah, nak sudah dulu yah? Ibu mau mengetok pintu rumah tante kamu nih. Assalamu alaikum.” Kata Ibu Arina
“Iya bu, Walaikum salam.” Sahut Arina
Namun, hati Arina belum bisa tenang. Entah siapa yang mendapat musibah di luar sana dipikiran Arina.
Sementara itu, Eryt masih terbaring di rumah sakit. Eryt sedah siuman dan hasil Lab menunjukan hanya ada benturan kecil dikepala Eryt cuma saja ada luka yang agak besar dikepalanya. Namun, dengan terkejut, sang dokter yang menangani Eryt kemudian melihat kearah bawah yang bertuliskan kalau Eryt mengalami kelainan, yaitu menderita penyakit kanker hati.
Eryt telah mengetahui penyakit yang dideritanya. Namun, Eryt menyembunyikannya kepada Arina. Seminggu kemudian, Eryt sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Tepat pada hari itu, Arina diberi tahu oleh salah seorang temannya bahwa Eryt itu sedang dirawat dirumah sakit akibat kecelakaan seminggu yang lalu, tepatnya malam minggu. Lalu, hati Arina mulai bertanya-tanya kebingungan.
“Apakah waktu malam itu perasaan gelisah aku tertuju ke Eryt? Tapi kan aku bukan apa-apanya Eryt. Mana mungkin aku bisa merasakan perasaan itu? Ah, itu kan sudah berlalu. Biarkan saja lah.” Tanya Arina di dalam hatinya
Saat Arina berangkat menuju rumah sakit, Arina langsung bertanya kepada suster mengenai Eryt.
“Eeee, Sust. Boleh tanya tidak?” Tanya Arina
“Boleh. Iya, silahkan Mbak.” Jawab suster itu
“Apakah pasien yang bernama Eryt masih dirawat di rumah sakit ini?” Tanya Arina kembali kepada sang suster
”Maaf, Mbak. Apakah mba bisa menyebutkan nama lengkap pasien tersebut? Dengan sopannya suster bertanya kepada Arina
“Nama lengkapnya hanya Eryt sust. Apa ada?” Jawab Arina
“Oh, iya ada mba. Tapi pasien sudah pulang mba. Baru saja.” Seru suster itu
Arina mulai putus asa. Sebentar lagi tepatnya dua minggu lagi, Arina akan wisuda S1 nya. Arina sangat ingin pendamping untuknya disaat bahagia itu.
Keesokan harinya di kampus, Arina bertemu dengan Ain temannya. Ain berbicara banyak di depan Arina.
“Rin, kamu udah punya pacar yah?” tanya Ain
“Eeeemmmm, nggak tuh. Emang kenapa? Kamu mau nembak aku yah (tertawa)?” sahut Arina
“Yah nggak lah. (tertawa bersama). Aku cuman mau ngenalin kamu ke teman aku. Dia itu orangnya ganteng, baik pula. Dan dia itu sudah lama suka sama kamu cuman dia nggak pernah berani dekat dan kenal sama kamu karena dia dapat kabar kalau kamu itu masih berpacaran dengan Eryt.” Cetus Ain
“Hah? Aku pengen jadian dengan orang yang belum sempat aku kenal? Nggak lah. Maaf yah? Aku nggak bisa. Di hati aku masih ada seseorang.” Jawab Arina
“Eryt? Eryt itu udah ngelupain kamu. Dia itu udah nggak butuh kamu lagi. Bahkan, aku udah lihat Eryt kemarin di mall dengan salah seorang cewek dan mereka itu sangat mesrah. Jadi, gue saranin lo sama teman gue aja yah? Namanya Ello. Gue ngejamin lo kalau lo jadian dengan Ello dan Ello itu ditinggal mati oleh pacarnya, jadi tolong yah, kamu hibur dia yah?” mohon Ain kepada Arina dengan gaya yang sedikit sedih
Arina sangat sedih mendengar tuturan jujur dari Ain tentang Eryt. Namun, Arina tidak bisa melakukan apa-apa karena Arina sudah putus hubungan dengan Eryt beberapa saat yang lalu yang masih menyimpan rasa sayang dan cinta di hati mereka berdua yang amat tulus diantara mereka berdua.
“Aaaah? Aduh, aku nggak bisa ngomong apa-apa nih. Aku usahain yah?” kata Arina
“Oh, iya iya.” Kata Ain
Saat Arina pulang dari kuliah, Arina langsung menuju ke arah pantai. Arina dalam keadaan lemah dan ingin sendiri untuk me-refreshing pikirannya tentang hubungan Eryt dengan cewek lain yang belum diketahuinya.
Tiba-tiba dari belakang Eryt memegang pundak Arina.
“Assalamu alaikum Nona cantik.” Rayu Eryt
“Astagfirullah al-adzim. Eryt, kok kamu ada di sini? Kamu dengan siapa? Nanti ada yang lihat kamu.” Desah Arina
“Kok aku memberi salam lalu kok kamu ngejawab dengan ucapan Astagfirullah al-adzim?” tanya Eryt
“Ah, maaf.” Jawab Arina dengan singkat
“(dengan wajah keliru) oh iya, kok kamu bilang aku dengan siapa dan ngapain disini? Jadi aku mau jawab, aku kesini mau minta balikan ke kamu dan aku kesini dengan hati yang tulus.” Kata  Eryt dengan senyuman dan sambil tangannya masih memegang pundak gadis yang sangat dicintainya itu di tanggul pantai
“Apa? Minta balikan dengan aku? Nggak salah? Kamu kan sudah punya pacar. Nggak usah mainin perasaan aku deh, Ryt. Aku disini Cuma mau ketemu dengan calon pacar aku. Tahu? Jawab Arina sambil melepas pegangan erat Eryt diatas pundaknya yang digenggamnya dengan penuh rasa sayang.
“Arina? Kok kamu nggak bilang ke aku sih kalau kamu itu sudah punya gebetan? Aku itu masih sayang sama kamu, dan cewek yang kamu bilang itu mungkin saja di adalah Iska. Yaitu cewek yang dijodohkan dengan aku oleh orang tuaku. Tapi aku benar-benar nggak suka sama dia dan aku hanya inginkan kamu di hati aku.” Kata Eryt dengan tulus
“Yang benar?” Tanya Arina
“Iya. Sumpah demi penyakit aku. (Eryt kecoplosan mengatakan bahwa Ia sedang menderita sebuah penyakit serius).” Kata Eryt
“Penyakit? Penyakit apa? Penyakit itu merupakan penyakit serius atau tidak?” tanya Arina
“Ah, eh. Nggak Arina. Maksud aku demi kamu aku berani bersumpah.” Lanjutnya
“Benar?” tanya Arina
“Iya.” Jawab Eryt
Tiba-tiba, dari bawah tanggul, terlihat Ello yang menarik Arina turun ke laut. Arina ikut terjatuh. Arina heran, entah siapa yang menariknya itu. Lalu Ello memperkenalkan dirinya bahwa Ia adalah orang yang dikenalkan Ain kepadanya. Arina pun heran, entah bagaimana caranya Ello tahu kalau Arina ada di sini. Ello pun langsung menyatakan perasaannya terhadap Arina. Namun, sempatnya Arina menolak Ello karena Ia tidak bisa memaksakan perasaannya. Karena, perasaan Arina hanya ada untuk Eryt. Disaat Eryt melihat Ello sedang memegang tangan Arina, Eryt langsung ikut turun ke laut dan menarik Arina. Pada saat itu, langit kelihatan mendung dan tidak lama kemudian, turunlah hujan.
“Arina, kamu jujur. Kamu masih sayang kan sama aku? Kamu masih cinta kan sama aku? Ini hujan, nanti kamu sakit. Kalau kamu masih sayang dan cinta sama aku, kamu tolak dia. Aku mohon Arina, kamu jujur yah?” Kata Eryt seolah-olah ingin membujuk Arina, agar Arina kembali padanya
“Eryt, aku sayang sama kamu. Tapi, aku mau membuka lembaran baru karena kamu juga kan sudah punya calon tunangan yang dipilihkan oleh orang tuamu kan? Dan ini saatnya aku dan kamu untuk melepas hubungan. Aku cinta sama kamu (dengan air mata yang mengalir dipipinya, dan sambil Eryt menghapus air mata itu).” Kata Arina
Ello langsung membawa Arina pergi meninggalkan Eryt. Tetapi, penyakit Eryt kambuh dan darah keluar dari hidungnya. Tiba-tiba, Arina melihat kebelakang dan melihat darah yang keluar dari hidung Eryt. Arina berlari menuju Eryt dan menghapus darah yang ada dihidungnya dan Arina langsung memeluk Eryt.
“Eryt, kamu kenapa? Kamu jangan tinggalkan aku yah? Aku mohon.” Kata Arina
Mereka berdua menangis, namun Ello tetap membawa Arina pergi.
Tinggal 5 hari lagi wisuda Arina berlangsung, dan Arina ingin ada Eryt yang mendampingi Arina di tempat itu. 2 hari kemudian Iska, calon tunangan Eryt mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Bertepatan saat Ain ke rumah Ello, Ello terlihat sedih.
“Eh, Ain. Ain, aku mau curhat nih. Bisa kan?” Sapa Ello
“Iya. Oh,iya. Kamu udah jadian blom sama si Arina?” tanya Ain
“Nggak, Arina terus saja meminta waktu untuk menjawab dan sepertinya Arina nggak ada rasa deh sama aku, dan perasaannya hanya untuk Eryt. Aku ngerti semua itu. Pokoknya aku harus membuat Arina bahagia walau bukan dengan aku tetapi dengan Eryt, semua itu akan aku lakukan untuk ngebahagiakan Arina. Dan aku nggak perlu jadian sama Arina, karena aku nggak bisa maksa dia dan Arina sepertinya sangat tidak bisa memaksakan perasaannya kepada aku.” Kata Ello
“Lo, loh bodoh yah? Masa sih loh mau ngorbanin perasaan loh demi Eryt? Loh nggak bisa ngalah. Sejujurnya yah, gue terus aja maksa loh untuk jadian sama si Arina karena aku juga suka sama Eryt, jadi kita harus memisahkan mereka demi kebahagiaan kita. Kamu bisa mendapatkan Arina dan aku bisa mendapatkan Eryt. Ngerti?” Usul Ain
“Ain, cukup. Kita nggak bisa egois. Aku nggak bisa ngelihat Arina sedih terus akibat ulah kita yang akan memisahkan mereka berdua. Aku lebih mau menderita batin daripada aku harus melihat Arina sedih setiap hari jika bersama aku, karena perasaan Arina hanya ada untuk Eryt dan lebih nyaman dengan Eryt dibandingkan dengan aku.” Tutur Ello
“Yang kamu katakan itu ada benarnya juga. Kalau kita mencintai dan menyayangi seseorang kira harus bisa melihat orang itu bahagia, walau dengan cara apapun. Gue salut sama loh.” Kata Ain
2 hari kemudian, mereka berdua berjanjan untuk ketemuan di pantai tempat Arina duduk berdua bersama Eryt. Mereka berempat mengatakan semuanya.
“Arina,gue emang suka sama loh, gue sayang sama loh, bahkan gue sampe cinta sama loh tapi, gue tahu loh nggak bisa maksain perasaan loh untuk bisa sayang dan cinta sama gue dan cinta dan sayang kamu itu hanya untuk Eryt. Dan gue nggak bisa maksain perasaan loh. Maaf yah, selama ini gue udah maksa persasaan loh. Dan sekarang saatnya gue menyatukan kalian berdua.” Tutur Ello
“Iya, gue juga minta maaf, karena selama ini gue maksa loh untuk cepat-cepat jadian sama Ello, semua itu karena gue punya maksud lain yaitu gue juga suka sama Eryt dan ingin merebut Eryt dari loh. Maafin niat gue yah?” Tutur Ain
“(Arina dan Eryt sama-sama heran dan tersenyum menatap muka berdua mendengar pengakuan Ello dan Ain.) Aku salut sama kalian.” Kata Arina
“Apa yang perlu disalutin sama gue dan Ello, Rin?” Tanya Ain
“Gue salut sama kalian berdua, karena, walaupun kalian berdua suka sama seseorang yang sudah berpindah ke lain hati, kalian berdua mengalahkan egois kalian untuk memisahkan mereka menjadi suatu kebanggaan untuk kalian yang rela mengorbankan perasaan kalian demi perasaan orang yang kalian cintai dan yang kalian sayangi. Aku salut dengan kalian (dengan air mata yang mengalir dipipinya.)” Tutur Arina
“Gue juga salut sama kalian.” Tutur Eryt
“Oh, iya. Sebelumnya gue mau minta maaf sama loh Ryt.” Kata Ello
“Minta maaf kenapa?” Tanya Eryt
“Karena selama ini gue udah nyembunyiin sesuatu. Kalau yang nabrak mobil loh itu adalah gue, karena gue nggak suka sama loh karena loh  bisa ngedapatin Arina, sedangkan gue nggak bisa. Gue benar-benar minta maaf Ryt.” Tutur Ello
“Iya, gue udah maafin loh kok. Dan gue buat itu semua sebagai kecelakaan, bukan sebuah kesengajaan.” Tutur Eryt
Ain memegang tangan Eryt dan Ello juga kemudian memegang tangan Arina dan dengan perlahan mereka berdua menyatukan tangan Eryt dan Arina sebagai tanda kalau Eryt dan Arina balikan kembali.
“Oh, iya. Arina, penyakit aku sudah sembuh. Iska kecelakaan dan meninggal dunia, kemudian Iska mendonorkan hatinya kepada aku. Sehingga, aku bisa sehat kembali.” Tutur Eryt
“Yang benar Ryt?” Tanya Arina dengan gembiranya
“Iya. (mengangguk).” Tutur Eryt
“Oh, iya. Besok aku akan wisuda. Dan aku mau kamu ada di samping aku.” Kata Arina kepada Eryt
“Pasti sayang.” Jawab Eryt dengan rasa gembiranya
Mereka berduapun menyatu, di samping itu, Ello dan Ain pun juga menyatu. Mereka berempat telah menjadi pasangan yang diinginkan.
SEKIAN
 
 
cr: kumpulancerpenremajaindonesia/


Tidak ada komentar:

To Top Page Up Page Down To Bottom Auto Scroll Stop Scroll