Disebuah
SMA,
yaitu di SMAN 78 Jakarta ada salah seorang siswi yang bernama Ika yang lebih dikenal dengan panggilan Ika yang telah duduk di kels XII. Ika
memiliki 2 sahabat cewek yang bernama Marsawani yang sering dipanggil
dengan
panggilan Masrah, dan Nudya Auziana yang juga sering dipanggil dengan
panggilan
Nudya. Mereka bertiga jika bertemu, sangat kelihatan akrab dan kompak.
Maklum,
mereka sudah berteman sejak kelas VII SMP. Ika sangat membenci salah
seorang teman
laki-lakinya yang bernama Rendy. Nama lengkapnya Rendy Septino Aji.
Setiap kali
bertemu, hanya ada pertengkaran diantara Ika dan Rendy. Ika yang begitu
sangat
sensitif dengan Rendy, selalu saja mengejek Rendy dengan sebutan “Sok
Cengir”
yang artinya, sok cakep, ganteng, dan pintar. Memang sih, Rendy juga
termasuk
siswa yang berprestasi dalam menyampaikan pendapat, itulah salah satu
yang
dibenci oleh Ika.
Suatu hari,
pada pelajaran Biologi semua siswa di tugaskan mencari satwa-satwa yang hampir
punah di hutan Gregek dan flora-flora yang unik. Di hutan itu, Ibu Renitha
membagi kelompok menjadi 2 orang setiap kelompok. Kelompok pertama, Arina dan Elo.
Kelompok kedua, Gracia dan Beno. Kelompok tiga, Rio dan Vanneza. Kelompok
empat, Masrah dan Nudya. Sejak mendengar jika sahabat-sahabat Ika sekelompok
berdua, Ika terus saja berdoa agar dia tidak dikelompokkan dengan Rendy.
Selanjutnya, adalah pengumuman kelompok lima. Ibu Renitha pun segera
menyebutkan nama anggota kelompok tersebut.
“Kelompok
lima adalah Ika dan Rendy.” Kata Ibu Renhita
“Apa? Gue
sekolompok dengan Rendy? Aku nggak mau Bu. Please!” mohon Ika
“Ika, semua
anggota kelompok sudah Ibu atur, dan perasaan kalau ibu pikir-pikir, lebih baik
kamu sekolompok dengan Rendy, karena Rendy pintar dalam berbicara. Mau?” kata
Ibu Renatha
“Tapi,
bu......?? emangnya nggak ada teman yang lain selain si sok cengir ini?” Tanya
Ika
“Ika, Rendy
itu berprestasi. Jadi, lebih baik kamu berteman dengan Rendy.” Jawab Ibu Renitha
“Hmm,
kayaknya kamu nggak suka yah, jika kita satu kelompok? Dan kamu pikir aku suka
sekolompok sama kamu?” tegas Rendy menatap mata Ika dengan tatapan yang sangat
dekat
Ika hanya
terdiam sejenak mendengar kata-kata Rendy padanya. Dan kemudian, Ika
membalasnya dengan tatapan yang sama.
“Heh,
sampai kapanpun aku akan tetap benci sama kamu. Ngerti?” Lanjut Ika
“sampai
kapan kamu bisa bertahan seperti itu? Dan, pasti suatu saat nanti kamu akan
mencari dan mengejar-ngejar aku, kan?” Sahut Rendy
Disuatu
tempat yang jalannya sempit dan disetiap tepi jalanan itu ada jurang. Kaki Ika
terpeleset, dan hanya Rendy lah yang bisa menolong Ika saat itu.
“Aaaaah,,
Rendy tolongin aku!” Teriak Ika
“Eh,, iya
iya. Makanya hati-hati, jangan kebanyakan cengar-cengirnya.” Kata Rendy
“Enak aja, ini
tuh aku juga terpaksa banget minta tolong dengan kamu, soalnya sudah tidak ada
teman yang lain.” Jawab Ika
“Ih,
syukur-syukur yah kalau gue nolongin lo.” Kata Rendy
Ika pun
terdiam dan merasa bersalah dengan Rendy, tetapi Ika selalu berbohong kepada
dirinya sendiri untuk tidak memuji Rendy.
Dipertengahan
hutan, Ika merasa kehausan, padahal ditengah hutan tidak ada teman yang lain
selain Rendy.
“Aduh, aku
haus banget. Apalagi, bekalan air minumku udah error.” Kata Ika sembari meminta
air minum dari Rendy
“Hm, nih.
Minum aja air minumku.” Kata Rendy
“Trus,
kamu. Kamu memangnya nggak haus yah? Mendingan kamu simpan saja buat bekal kamu
nanti.” Kata Ika
“Nggak
apa-apa. Mumpung aku lagi baik nih. Kalau nanti benciku kambuh lagi, gimana
coba?” ancam Rendy
“Yah udah,
kalau kamu pinginnya gitu. Sini gue minum (sambil merampas air yang dipegang
oleh Rendy).” Kata Ika
Setelah
penelitian selesai, semua siswa kembali melanjutkan aktivitas sekolah seperti
biasanya. Begitupun Ika, Masrah dan Nudya yang tetap kompak bersama. Dibalik
semua itu, sikap Rendy sekarang telah berubah pada Ika.
Rendy
selalu saja mendekati Ika. Entah, apakah Rendy hanya ingin membuat Ika GR atau
hal lain yang serupa.
“Hm.
(sambil duduk disamping Ika).” Ucap Rendy
“Hm too.
Ada apa loh sok cengir?” ejek Ika
“Nggak ada
apa-apa. Emang salah kalau kita baikan? Nggak enak kan jika kita saling
benci-bencian.” Jawab Rendy
“Jadi,
maunya kamu kalau kita baikan? Gitu?” Tanya Ika
“Yo’i.”
Jawab Rendy dengan singkatnya
“Emangnya
lo kesambet setan apa sih? Ko’ lo tiba-tiba aja mau baikan sama gue?” Tanya Ika
keheranan
“Karena......”Kata
Rendy yang membuat Ika menjadi penasaran
“Karena
apa? Karena kamu mau buat aku GR gitu?” Tanya Ika
“Karena aku
sayang sama kamu (dengan suara berbisik).” Kata Rendy terus terang
“Nah, mulai
lagi yah ngebuat aku jadi GR melulu. Lho pikir gue akan terpengaruh begitu
saja?”Tanya Ika
“Nggak, aku
serius. Aku mohon kamu bisa mengerti. Ok?” Kata Rendy
Hati Ika
terasa berbeda dengan yang sebelumnya. Biasanya, Ika hanya berpikiran kalau
semua itu hanya canda. Namun, kali ini hati Ika bagaikan keliru dalam memilih,
apakah Rendy itu serius ataukan cuman mempermainkan Ika saja.
Malam
minggu telah tiba, dering telepon genggam Ika kemudian terdengar. Ternyata, ada
panggilan masuk dari nomor baru tanpa nama. Ternyata itu adalah Rendy.
Ika
langsung mengangkat telepon itu. Dan, ketika penelpon itu menyebutkan namanya
yaitu bahwa kalau dia itu sebenarnya adalah Rendy, Ika langsung heran seketika
dan berpikir kalau dimana Rendy mendapat nomor handphonenya.
“Hey, lama
banget ngangkatnya. Ini gue, Rendy. Trus, gimana dengan jawaban lho dengan
pertanyaan gue yang di taman sekolah tadi? Mohon dijawab yah,,,??” Tanya Rendy
seolah meminta jawaban
“Em,
sebelum aku menjawab. Aku mau nanya, kalau kamu itu beneran serius atau Cuma
mainin aku, soalnya kita tahu sendiri kan kalau kita berdua musuhan.” Kata Ika
“Emang sih
kalau kita musuhan, namun emang salah jika seorang musuh menyimpan rasa kepada
musuhnya sendiri?” Tanya Rendy
“Nggak.”
Jawab Ika dengan singkat
“Jadi, kamu
mau kan jadi pacar aku?” Tanya Rendy
“Iya.”
Jawab Ika dengan sepenuh hati
“Yang
bener?” Tanya Rendy kembali
“Iya.”
Jawab Ika
“Yes,, yes
yes.... hehehehehy yyyeee. Uhuyyyy,,,,
yes yes yes. Thank’s.” Ucap Rendy dengan bahagia
“Ih, apaan
sih. Baru aja gitu.” Kata Ika
“Thank’s my
darling.” Jawab Rendy
“hm, Mulai
deh.” Kata Ika
Setelah
mereka jadian, Ika terpikir dengan teman-temannya yang cuman taunya kalau Ika
dan Rendy itu musuhan dan tidak mungkin berpacaran. Dan kemudian, Ika kembali
menelpon Rendy mengenai hal itu.
“Rend,”
kata Ika
“Ada apa
sayang?” Tanya Rendy
“Setelah
kita jadian sekarang, aku pengen kalau kita nggak usah kasi tau keteman-teman
kita mengenai hubungan kita. Please.” Kata Ika
“Trus,
kalau mereka nanya? Gimana?” tanya Rendy
“Yah,
tinggal bilang aja kalau kita tetap bermusuhan. Ok?” Jawab Ika
“OK.” Kata
Rendy
Setiap
kesekolah, Rendy dan Ika selalu semobil. Mereka selalu bersama kesekolah.
Namun, untuk menghindari kecurigaan sahabat-sahabat mereka. Ika harus turun
dari mobil Rendy pas di depan pintu gerbang sekolah. Sebenarnya, Rendy nggak
mau lihat Ika jalan sendiri masuk kesekolah, sedangkan dirinya naik mobil.
Namun, setiap kali Ika keluar dari mobil Rendy, Rendy terus saja berkata:
“Jangan berpikiran yang aneh yah tentang aku jika aku naik mobil sedangkan kamu
jalan kaki masuk ke sekolah.”. Lalu, Ika kemudian menjawab:”Nggak akan mungkin,
karena kita kan sudah setuju bersama. Apa lagi yang mau dikhawatirkan. Dan,
yang penting semua sahabat-sahabat kita nggak jadi curigaan sama kita. Ok?”
Suatu saat,
Rendy membawa Ika kerumahnya. Disana Ika langsung diperkenalkan dengan orang
tua Rendy. Orang tua Rendy kelihatan setuju-setuju saja dengan hubungan mereka,
namun orang tua Rendy selalu berpesan agar jangan melewati hubungan seorang
saudara. Mereka berdua pun mengikuti apa kemauan orang tua Rendy.
Selanjutnya,
giliran Ika lah yang membawa Rendy kerumahnya untuk diperkenalkan juga kepada
orang tua Ika. Harapan Ika, agar orang tuanya sepikiran dengan orang tua Rendy
yang baik hati.
Namun,
semua itu diluar dugaan ketika Rendy menyebutkan nama ayah dan ibunya yang
dianggap musuh oleh ayah Ika. Ika sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi.
Dan, akhirnya ayah Ika melarang Ika berhubungan dengan Rendy.
“Keluar
kamu. Kamu dan orang tua kamu pasti sama saja. Sama-sama mau menghancurkan
rumah tangga saya.” Kata ayah Ika
“Ayah
apa-apaan sih? Ayah ko’ jadi gini? Memangnya ada apa dengan orang tua Rendy
Yah?” Tanya Ika
“Ika, diam
kamu. Ayahnya dia sudah membuat jabatan ayah hilang dari kepanitiaan.” Jawab
ayah Ika dengan marahnya
“Tapi, apa
salahnya dengan Rendy ayah? Rendy nggak tau apa-apa!” kata Ika sambil menangis
didepan ayahnya
“Buat apa
kamu tangisin dia? Kamu pikir ayah setuju apa, dengan hubungan kalian berdua?”
tanya ayah Ika
“Tapi aku
sayang sama dia ayah.” Jawab Ika
“Kurang
ngajar kamu (menampar pipi Ika).” Kata ayah Ika
“Om, jangan
lakuin itu om. Semua ini salah aku. Dan, om itu marahnya sama aku, bukan sama
Ika. Jadi, kalau om mau nampar aku, silahkan. Tampar saja aku. Tapi, aku mohon
om, jangan sakiti Ika.” Jawab Rendy
“Kalian
sama saja. (sambil menampar Rendy).” Kata ayah Ika
“Sudah yah,
ayah jangan sekejam itu.” Pintah Ibu Ika
“Ibu......”
Jerit Ika
“Iya
sayang, mendingan kamu ikutin saja apa maunya ayah kamu.” Usul Ibu Ika padanya
karena kasih sayangnya kepada Ika
“Apa bu?
Kalau begitu Ibu sama saja sama ayah. Nggak mau ngeliat anaknya senang.” Jawab
Ika
“Semua ini
gara-gara kamu (sambil menunjuk Rendy). Sekarang, kamu pergi dari rumah ini dan
jangan lagi kamu menampakkan diri didepan saya. Ngerti kamu?” Kata ayah Ika
yang sedang mengancam Rendy
“Rendy....
jangan pergi Rend...... tunggu aku, aku akan ikut sama kamu.” Kata Ika
“Masuk
kamu, Ika. Dasar kamu anak yang tidak tau diuntung. Sekarang kamu masuk kamar.
Masuk. Masuk ayah bilang. (sambil menyeret Ika)” kata ayah Ika
“Rendy,,,,,
tunggu akuuuuu.... Ayah jahat.” Kata Ika
Di kamar,
Ika sendirian. Apalagi, sekarang Ika tidak bisa dan tidak boleh keluar. Sebab,
pintu kamar Ika dikunci oleh ayahnya.
Ika
langsung menelpon Rendy.
“Rend, bawa
aku kabur dari rumah aku. Aku udah nggak tahan sendirian tanpa ada kamu
disini.” Jerit Ika dengan tangisan yang berarti
“Iya
sayang, sebenarnya aku mau banget nolongin kamu, tapi aku harus berbuat apa?
Apalagi ayah kamu benci banget sama aku dan orang tua aku hanya gara-gara
bisnis.” Kata Rendy pada Ika
“Sekarang,
aku mau kabur lewat jendela. Aku mohon, kamu tungguin aku di depan rumah yah
sayang?” Tanya Ika
“Mendingan
sekarang kamu temuin aku di seberang jalan, kebetulan aku masih ada disini.”
Kata Rendy
“Iya, tungguin
aku sayang.” Kata Ika
Merekapun
bersama di tempat yang sunyi dan sama-sama berpikir, bagaimana caranya agar
mereka bisa bersama kembali.
Mereka
duduk bersama diatas mobil Rendy yang berwarna merah. Kemudian, Ika menyanyikan
sebuah lagu.
Hilang
semua janji
Semua mimpi-mimpi
indah
Hancur hati
ini, melihat semua ini
Lenyap
telah lenyap
Kebahagiaan
dihati
Ku hanya bisa menangisi semua ini
Hancur hati ini melihat kau telah pergi
Kemudian,
Rendy melanjutkan lagu yang dinyanyikan oleh ika.
Langit
menjadi gelap berkelabu
Menyelimuti
hatiku
Mengubah
seluruh hidupku
Lalu,
mereka berduapun sama-sama bernyanyi meratapi apa yang mereka rasakan sekarang
ini pada dirinya.
Mengapa
semua, jadi begini
Perpisahan
yang terjadi
Diantara
kita berdua
Ku akan
menanti sebuah keajaiban
Yang
membuat kita bisa bersama kembali
Setelah
mereka menyanyikan lagu itu, mereka sama-sama tertidur. Tepat pukul 02.00, Ika
terbangun dan kemudian Ia langsung menyuruh Rendy agar dirinya diantar pulang
kerumahnya agar ayahnya tidak mengetahui di pagi hari jika Ika sedang tidak ada
di rumah, dan sedang bersama dengan Rendy.
Dipagi
hari, Ika diantar naik mobil oleh sopir pribadinya. Namun, di tengah jalan, Ika
minta turun. Ika meminta turun dari mobil oleh sopir pribadinya sebab Ia ingin
berangkat ke sekolah bersama dengan Rendy dan dengan menaiki mobil mewah Rendy.
Semalam, mereka berjanjian untuk bertemu di depan kios duren. Akhirnya mereka
bersama. Dan kemudian, tidak lupa pula Ika menyampaikan pesan kepada sopirnya
itu, agar Ia tidak buka mulut mengenai
berangkatnya Ika dengan Rendy ke sekolah kepada ayahnya. Akhirnya, sopirnya
menurut, karena sopirnya sayang sama Ika sebab Ika sudah dianggap sebagai
anaknya sendiri.
“Eh,.
Kamu yakin, kalau pak Sumardi tidak buka mulut pada ayah kamu?” Tanya Rendy
“Ya
iya lah. Pak sumardi itu sudah aku anggap sebagai ayahku sendiri.” Jawab Ika
Tiba-tiba,
saat Ika turun di depan gerbang sekolah, Ika ketahuan berangkat dengan Rendy
oleh Masrah dengan Nudya. Mulai saat itu, mereka berdua curiga dengan Ika dan
Rendy. Bukan hanya Masrah dan Nudya yang curiga dengan Ika dan Rendy. Akan
tetapi, begitupun juga dengan kedua sahabat Rendy yaitu Gilang dan Bayu.
Di
lapangan sekolah, Rendy ditanya oleh Gilang dan Bayu bahwa:
“Sob,
ada hubungan apa lo dengan si cewek manja itu? Bukannya kalian itu bermusuhan?
Ko’ aku lihat tadi kalau kalian berdua sama-sama berangkat ke sekolah.” Tanya
Gilang pada Rendy dengan keheranan
Kemudian,
Ika tidak sengaja lewat di samping Rendy dan dengan sengaja mendengar
pembicaraan mereka.
“Ika
maksud loh? Ah, nggak ko’, mana mungkin gue suka sama dia? Apalagi jika
sampai-sampai aku pacaran sama dia? Dan jika aku pacaran sama dia dengan
sembunyi-sembunyi dari kalian, aku Cuma mainin hati dia saja. Dia kan cuma
cewek yang gampang dibodohin dan dibohongin. Sampai kapanpun aku nggak akan
pernah sayang sama dia, malaupun semua itu dalam terpaksa. (kata Rendy hanya
ingin meyakinkan teman-temannya agar Ia tidak curiga dengan hubungan mereka
berdua, padahal, Rendy sangat sayang sama Ika.).” jawab Rendy
Ika
menangis, dengan mendengar kata-kata yang dikatakan oleh Rendy. Karena dia
pikir Rendy serius dengan kata-katanya. Ika pun lalu lari ke seberang jalan sambil
menangis.
“Rendy,
kamu jahat!!” Kata Ika
“Ika,
tunggu aku. Semua itu cuman bohong.” Jawab Rendy
“Aku
sudah nggak percaya lagi sama kamu.” Kata Ika
“Tapi
kan kita sudah berjanji kalau kita tidak akan mengatakan ini semua kepada
sahabat-sahabat kita. Apa kamu lupa?” Tanya Rendy
“Aku
nggak lupa. Aku pun selalu ingat semua itu. Bahkan aku sembunyikan semua itu
kepada sahabat-sahabat kita.” Jawab Ika
“Trus,
mengapa kamu ngambek kayak gini? Aku nggak ngerti sama kamu.” Kata Rendy
“Tapi,
nggak gini juga caranya Rendy.” Tangis Ika
Dengan
kata-kata mereka berdua, teman-teman mereka merasa bingung dengan apa yang
terjadi dengan Rendy dan Ika.
Setelah
Ika mau menyeberang, Ika mengancam Rendy dengan bunuh diri. Rendy terus saja
menahan Ika untuk melakukan itu semua. Akan tetapi, Ika terus saja nekat dengan
kata-kata yang baru saja dikeluarkannya.
“Selangkah
lagi kamu mendekat, aku akan menabrakkan diri aku ke kendaraan yang lewat.”
Ancam Ika pada Rendy
“Ika,
jangan lakuin itu, aku sayang banget sama kamu. Aku serasa nggak bisa hidup
tanpa kamu. Kamu harus tau itu.” Kata Rendy
“Kamu
pembohong. Semua yang kamu katakan padaku itu semuanya bohong. Semula, aku
percaya sama kamu. Dan aku terima permintaan kamu kepada aku untuk menjadi
pacar kamu, ternyata dibalik semua itu kamu sia-siakan semua ini. Aku kecewa
sama kamu.” Kata Ika dengan muka kecewa dan berlinang air mata dipipinya.
Kemudian,
dua buah mobil yang melaju dari arah yang berlawanan. Salah satu mobil itu
melaju ke arah tempat berdirinya Ika. Kpiiiiiiiik kpiiiiiiip... suara klakson
mobil berbunyi.
“Ika......
awas!” teriak Rendy
Kemudian,
Rendy dengan buru-buru untuk langsung menyelamatkan Ika. Tetapi, mobil yang
melaju di lawan arah menyambar Ika, dan mobil yang semula ingin menabrak Ika
kemudian menabrak Rendy yang berniat untuk menyelamatkan Ika, namun mereka
berdua terkena musibah. Mereka terkapar di jalan raya dengan posisi terlentang
dan dengan style Ika berada dipelukan Rendy.
Mereka
berdua langsung dilarikan ke rumah sakit. Untungnya ada sahabat-sahabat mereka
yang mendampingi, jadinya merekalah yang menghubungi kedua orang tua Rendy dan
Ika.
Saat
di rumah sakit, Ika mengalami koma, sebab Ika mengalami pendarahan yang cukup
berat pada luka-lukanya. Sayangnya lagi, Ika memiliki golongan darah O yang artinya
hanya golongan darah yang sama lah atau sesama golongan darah O lah yang hanya
bisa mendonorkan darahnya. Ibu Ika memiliki golongan darah A sedangkan ayahnya
memiliki golongan darah O namun, ayahnya tidak bisa mendonorkan darahnya sebab
Ia memiliki berbagai macam penyakit, diantaranya adalah penyakit mag. Nah,
penyakit mag itu adalah salah satu penghambat seseorang untuk bisa mendonorkan
darahnya. Jadi, Ika tidak bisa mendapat donor darah dari ayahnya. Disamping
itu, PMI juga kehabisan cadangan golongan darah O. Sebab, sejak saat ini banyak
yang membutuhkan golongan darah tersebut.
Setelah
Rendy sadar, Rendy hanya langsung menanyakan keadaan Ika. Ketika Rendy
mengetahui bahwa Ika kekurangan darah, Rendy langsung berbicara langsung kepada
dokter yang menanganinya bahwa Ia juga memiliki golongan darah O dan ingin
mendonorkannya kepada Ika seberapapun banyaknya agar Ika bisa sehat kembali.
Setelah
didonorkan darah dari Rendy, Ika pun siuman dan terlepas dari fase koma. Rendy
sangat bersyukur akan siumannya Ika.
Setelah
ayah Ika mengetahui bahwa yang menyelamatkan nyawa anaknya itu adalah Rendy,
hati ayah Ika langsung tersentuh dari pengorbanan Rendy kepada Ika. Ia telah
mengetahui bahwa bagaimana jalinan kasih sayang antara Rendy dan putrinya itu.
Dengan
kejadian itu ayah Ika pun merestui hubungan antara Rendy dengan putrinya.
Karena Ia telah dibukakan pintu hatinya oleh yang Kuasa.
Setelah
mereka telah sehat, mereka masih terbaring di ranjang rumah sakit karena
kesehatannya masih dipertimbangkan oleh para dokter. Setelah membuka matanya,
Ika dan Rendy langsung melihat kearah sahabat karibnya yang sudah berdiri
dengan berpasang-pasangan dan pasangannya adalah sahabat dari kekasihnya.
Yaitu, Masrah berpasangan dengan Gilang sedangkan Nudya berpasangan dengan Bayu.
Akhirnya,
mereka semua bersatu dalam satu ikatan “Cinta” tak ada benci yang semula
terajut. Dan semuanya menjadi sebuah harapan kebahagiaan.
“Dalam
tubuhku telah mengalir darahmu, darahku , darah kita bersama.” Kata Ika dan
Rendy secara bersamaan
“I
LOVE YOU FOREVER, AND IN MY OPINION YOU IS THE BEST FOR ME AND FOR MY LIFE.”
Kata mereka kembali dengan bersamaan
Artinya,
mereka dipersatukan oleh darah yang mengalir dari tubuh kekasihnya sendiri.
Dan, maknanya adalah tidak ada yang dapat memisahkan mereka sebelum mereka bisa
memisahkan darahnya dengan darah kekasihnya yang telah mengalir ditubuhnya.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Kesimpulannya :
“Jangan pernah kalian berpikir jika kebencian itu tidak bisa menjadi cinta,
karena cinta tidak memandang status sebelumnya.
·
Kita bukanlah dua garis yang tidak sengaja
bertabrakan. Sekeras apapun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri,
dijauhkan oleh orang lain, dan menjauhkan hati, pada akhirnya kita akan bertemu
kembali.
·
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karena
hanya ada satu cara untuk membuktikannya. Kau, aku, dan perjalanan ini.
cr: kumpulancerpenremajaindonesia.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar