thanks for visiting,come back soon for more:)

Selasa, 18 Juni 2013

Selama Langit Masih Berwarna Biru




Di sebuah sekolah SMAN Media Aksara. Ada dua orang siswa yang duduk di kelas XII yang bernama lengkap Putri Khumayrah yang lebih akrab dipanggil Ayrah dan Vriestika Azzahra yang lebih akrab dipanggil Rere. Mereka merupakan sahabat yang sejak kecil selalu bersama. Rere merupakan seorang anak tunggal yang berasal dari keluarga mapan dan tajir. Semua kebutuhan dan keinginannya selalu terpenuhi. Sedangkan Ayrah adalah seorang anak pedagang es cendol di tepi jalan raya, di samping sekolah mereka. Namun, walaupun mereka berbeda derajat orang tuanya, mereka tetap bersama tanpa mempedulikan apa kata orang.
Sesungguhnya, Rere merupakan anak yang pintar, baik hati, dan tidak milih-milih teman. Begitupun dengan Ayrah. Sebenarnya, disaat Ayrah beranjak umur 15 tahun, Ayrah mulai berpikir bahwa dirinya itu minder dekat-dekat ataupun bersahabat dengan Rere, namun sebelumnya Rere mengatakan kepada Ayrah bahwa mereka harusnya jangan berpikiran tentang derajat jika bersahabat. Akhirnya, dengan kata-kata Rere pun, sampai sekarang Ayrah tidak minder lagi.
Ternyata, dibalik semua itu ada seorang teman mereka yang bernama Karina yang membenci Ayrah dengan sebab kalau Ayrah itu tidak pantas berteman dengan Rere, dan seharusnya Ayrah itu tahu diri.
Disaat Ayrah dan Rere curhat berdua di taman, di balik tiang kelas ternyata Karina sudah memberitahukan teman-temannya untuk mengerjai Ayrah dengan cara menumpahkan jus jeruknya diseragam Ayrah. Disaat kejadian itu terjadi, Karinapun berkata “Oups, sorry. Aku nggak sengaja, dimaafin yah?”. Ayrah pun menjawabnya dengan suara lembut “Oh, nggak apa-apa ko’. Namanya juga kan nggak sengaja.” Dengan cepatnya Rere ikut membersihkan seragam sekolah Ayrah dan berkata kepada Karina “Eh, Karina. Apa-apaan sih kamu, aku tahu koo’ kalau kamu itu sengaja kan? Ngaku aja deh.” Dengan ceplas ceplosnya Karina membalas perkataan Rere “Heh, Rere. Seharusnya itu, kamu nggak boleh teman sama cewek gembel ini, nanti kamu diberi virus es cendol, lagi.”
Ayrah merasa sangat terhina atas perkataan Karina. Namun, Rere selalu ada disaat Ayrah sedih dan disaat itu Rere terus menghibur Ayrah. Ayrah pun kembali ceria. Ayrah telah melupakan kejadian tadi, yang tadinya dilakukan oleh Karina padanya. Dan dibalik semua itu, Karina dengan kesalnya ingin membalas dendam kepada mereka berdua, karena telah nyolot-nyolot pada Karina tadinya.
Keesokan harinya adalah hari ulang tahun Rere yang ke 17. Rere mengundang semua teman sekelasnya dan sebagian teman-temannya dikelas lain. Rere membuat sebuah pesta ulang tahun yang sangat istimewa dan meriah. Dan, tentunya Rere mengundang sahabatnya itu yaitu Ayrah untuk datang kepesta ulang tahunnya. Begitupun dengan Karina. Saat tiba dipesta tersebut, nampaknya Karina telah menyusun sebuah rencana bersama kedua temannya untuk mengerjai Ayrah yang selama ini sangat dibencinya.
Karina membuat rencana untuk mempermalukan Ayrah di depan orang banyak. Ayrah diajaknya ke kamar Rere tanpa sepengetahuan Rere. Karina berkata “Hy, Ra. Rere bilang sama gue untuk membuat penampilan loh jadi lebih keren malam ini. Jadi, loh ikut gue sekarang ke kamar Rere.” Padahal, semua yang dikatakan oleh karina semuanya bohong, karena Rere tidak pernah berkata seperti itu kepada Karina. Namun, atas kepercayaannya kepada Karina dan teman-temannya, Ayrah pun mengikuti apa yang dikatakan mereka.
Sampailah mereka di kamar Rere, yang tertata rapi dan mewah. Langsungnya di dorong Ayrah kekursi meja rias Rere oleh Karina. Sejak itu, Ayrah mulai curiga dengan tingkah laku Karina, dan mencoba membuka rahasia dari Karina. Namun, Karina tetap saja membuat Ayrah semakin percaya dengannya. Di bawah sana, tepatnya di kolam renang rumah Rere, Rere telah menunggu Ayrah yang tidak tahu kemana perginya. Di kamar Rere, Ayrah telah didandani dengan dandanan yang cukup gila. Karina membuat semuanya kacau dengan cara mendandani Ayrah yang nampak seperti orang yang kesambet setan malam. Wajah cantik Ayrah menjadi tak karuan, karena ulah Karina yang mengolesi wajah Ayrah menggunakan lipstik berwarna merah, lalu dibawanya Ayrah oleh Karina dan teman-temannya ke hadapan teman-teman yang lainnya, agar Ayrah merasa malu nantinya.
Rere sangat terkejut dengan melihat penampilan Ayrah yang acak-acakan, dan dilihatnya rambut Ayrah yang tak kalah sepertinya dengan rambut singa yang habis berkelahi. “Kasihan Ayrah” kata yang keluar dari mulut Rere, sahabatnya. Di sisi lain, Karina dan teman-teman yang lainnya menertawai Ayrah yang nampak seperti orang gila.
Satu minggu kemudian, Karina kembali menyusun rencana agar Rere tidak mau lagi bersahabat dengan Ayrah yang dianggapnya sebagai orang kampung oleh Karina.
Karina memberitahukan kepada Ayrah agar Ayrah meminta uang kepada Rere sebesar 5.000.000 untuknya. Namun, Ayrah tidak mau dengan mendengar bujukan Karina. Dengan tampak sedih namun hanya berbohong, Karina berkata kepada Ayrah “Ra, aku butuh sekali uang itu, sekarang kakakku ada di rumah sakit dan aku tidak punya uang untuk menebus biaya administrasinya, makanya aku meminta kamu untuk meminta uang sebesar 5.000.000 kepada Rere karena aku tahu kalau Rere sebenarnya juga benci sama aku dan aku juga tahu kalau Rere dekat sama kamu, Ra. Aku mohon kali ini aja. Please.”
“Ya sudah, Insya Allah aku lakuin itu semua demi kamu dan kakak kamu. Kamu yang sabar yah? Mudah-mudahan aku berhasil.” Kata Ayrah
“Ra, tapi, kamu jangan sampai bilang kalau kamu disuruh sama aku yah? Aku mohon, karena mungkin jika kamu bilang kalau kamu disuruh sama aku, mungkin Rere nggak akan ngasih kekamu.” Kata Karina dengan bujukannya
“Iya, iya Karina.” Jawabnya
Tiba-tiba, dengan menaiki mobilnya, Karina dengan ngebutnya langsung ke rumah Rere dan mengadu dombakan Rere dan Ayrah.
“Re, Re, buka pintunya Re, aku mohon, semua ini demi kebaikan kamu Re.” Kata Karina dengan memburu waktu
Tidak sempat melepas seragam sekolahnya, Rere pun langsung membuka pintu rumahnya dan menemui Karina yang kelihatan panik. Kemudian Karina menceritakan cerita yang salah kepada Rere seraya memburukkan nama Ayrah dimata Rere. Padahal, Ayrah tidak mengetahui apa-apa.
“Re, ternyata aku sudah mengetahui semuanya. Bahwa Ayrah itu sebenarnya mendekati kamu itu karena ada maunya. Dan aku tahu apa maunya, dia mau memanfaatkan kamu dan uangmu disaat kamu sudah menganggapnya sebagai sahabatmu. Dan sempat mendengar ketika Ayrah sedang bercerita kepada Venita kalau dia itu butuh uang untuk membuat acara di luar sepengetahuan kamu dan menggunakan uang kamu dengan alasan yang berbeda.” Kata karina membujuk Rere
“Hah? Ayrah ngomong gitu? Nggak mungkin. Aku sudah tahu banyak tentang Ayrah dan menurut aku Ayrah itu anak yang baik-baik, bukan seperti yang kamu katakan tadi. Kamu pasti salah dengar, Karina.” Jawabnya dengan tidak percaya
“Aku serius Re, malahan udah dua rius. Dan kalau kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan tadi, kamu boleh membuktikan sendiri dengan menyaksikan kedatangan Ayrah kesini dengan meminta uang kepada kamu dan dengan alasan yang berbeda dengan apa yang telah aku katakan tadi.” Katanya
“Yah sudah kalau itu mau kamu. Aku akan membuktikan semua itu.” Kata Rere
Akhirnya rencana Karina mula-mula berjalan dengan mulus untuk memisahkan mereka berdua. Dan setelah tidak begitu lamanya Karina pulang, Ayrah pun datang ke rumah Rere dengan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh karina padanya yang merupakan sebuah jebakan yang tidak diketahuinya.
Ayrah pun langsung mengetuk pintu rumah Rere. Dan Rere langsung membukanya, dan kemudian dengan menceritakan semuanya oleh Ayrah dengan alasan ada yang perlu dibiayai. Rere pun langsung memberikan uang itu dengan tunai dan uang itu telah berada ditangan Ayrah. Rere pun semakin tampak dan kelihatan curiga kepada Ayrah dan lebih percaya kepada Karina.
Setelah hal itu terjadi, Ayrah langsung ditelepon oleh Karina dan menyuruhnya untuk datang ke pesta meriahnya disalah satu cafe terkenal. Ayrah pun masuk kedalam jebakan Karina. Disaat itu pun, Karina mulai menelepon Rere untuk dapat menghadiri acaranya yang sepengetahuan Rere bahwa acara itu adalah acara dari perbuatan Ayrah padanya. Rere pun merasa sangat kesal pada Ayrah dan menganggap bahwa perkataan Karina memang betul. Dan sejak itu Rere mulai benci pada Ayrah. Namun, Ayrah tidak tahu apa penyebab semua itu terjadi pada sahabatnya.
Dengan terjadinya hal itu, mulailah Karina mendekati Rere dan berkata “Re, bener kan yang aku bilang kalau Ayrah itu memang sengaja berteman dan sekaligus bersahabat dengan kamu hanya gara-gara uang kamu. Dan mendingan kamu teman dengan aku. Kita kan sama-sama anak orang terpandang, jadi nggak mungkin kan kalau aku meras kamu dengan uang?”
“Iya juga sih, kalau itu mau kamu. Baiklah, kita sahabatan. (sambil tersenyum)” kata Rere
“Akhirnya rencana aku berjalan mulus, dan ini yang dari dulu aku inginkan. Menghancurkan hubungan persahabatan kalian berdua. (berbicara di dalam hati sambil tersenyum benci)” Kata Karina
Suatu saat, Ayrah terus saja mendekati Rere untuk meminta penjelasan untuk menjelaskan kejadian ini. Namun, kelihatannya Rere tak mampu menahan amarahnya kepada Ayrah yang telah difitnah oleh Karina sehingga Ayrah pun mendapat gertakan dari Rere bahwa Rere sudah tidak mau bertemu dengan Ayrah bahkan tidak mau berkenalan lagi dengan orang yang bernama Ayrah.
Ayrah sangat sedih. Pertama, Ayrah berpikir bahwa Rere akan memberikan senyuman manis kepadanya. Namun, begitu sulitnya membentuk sebuah senyuman dari bibir manis Rere yang sudah terlanjur benci kepada Ayrah.
Suatu pagi di tepi jalan, Ayrah kembali menyapa Rere dengan sebuah senyuman manis yang tak lupa ia berikan kepada Rere. Namun, karena kemarahan Rere mulai memuncak, sehingga dengan kesalnya, Rere mendorong Ayrah ke tengah jalan raya sampai-sampai Ayrah diseret mobil dan terkapar di jalan. Rere dengan kagetnya langsung memeluk Ayrah dan dengan segera meminta pertolongan kepada orang-orang pejalan kaki yang ada disekitar mereka untuk membawanya ke rumah sakit dengan menggunakan mobil Rere.
Sesampainya di rumah sakit, dan setelah Ayrah lepas dari fase kritisnya. Ayrah langsung memanggil nama Rere. Kemudian Rere langsung masuk ke ruangan Ayrah dan bertemu langsung dengan Ayrah. Ayrah pun kemudian bertanya tentang hal itu lagi. Yaitu hal yang membuat Ayrah penasaran bahwa mengapa Rere bisa berubah dengan cepat. Rere pun menjawab “Karena aku benci dengan apa yang telah kamu lakukan kepada aku tentang uang itu.” Ayrah pun semakin tidak mengerti dan menjawab “Uang itu? Jadi, hanya gara-gara itu karena kamu keberatan kalau aku minjam uang kamu?”
“Kalau gara-gara uang itu sih aku nggak masalah-masalah amat. Namun, aku hanya mempermasalahkan alasan kamu membuat pesta itu.” Kata Rere
“Pesta? Pesta apa? Setahu aku, aku nggak pernah ngerayain pesta dengan menggunakan uang kamu. Atau pesta Karina di selenggarain 2 malam yang lalu?” Tanya Ayrah
“Hah? Pesta Karina?” Tanya Rere
“Iya pesta Karina. Kalau tentang itu bisa-bisanya kamu benci dengan aku, mendingan aku menceritakan semuanya. Kalau Karina itu bilang sama aku bahwa kakaknya dia itu sementara sakit di rumah sakit dan sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya administrasinya namun, Karina nggak punya uang. Sehingga, Karina nyuruh aku untuk meminta uang kepada kamu untuk membayar itu semua namun dengan alasan yang berbeda. Tapi, sejak itu aku curiga sama Karina.” Jawab Ayrah
“Oh, jadi gitu ceritanya Ra?” tanya Rere
“Iya.” Jawab Ayrah
“Aku ngerti sekarang.” Kata Rere
“Ngertii? Ngerti gimana Re?” Tanya Ayrah
“Kalau Karina itu sengaja mengadu dombakan kita, agar kita saling benci. Tapi apa gunanya?” tanya Rere
“Aku juga mulai ngerti Re. Iya, betul apa kata kamu. Dan semua itu dilakukan oleh Karina semata-mata karena Karina nggak mau kalau cewek kayak aku temenan apalagi sahabatan dengan anak orang kaya kayak kamu. Iya kan?” kata Ayrah
“Nah itu jawabannya.” Kata Rere
Setelah Rere memaksa Karina untuk mengaku atas perbuatannya, akhirnya Karina mengaku juga dan meminta maaf kepada Ayrah terhadap semua perbuatannya kepada Ayrah selama ini.
Rere pun kembali bersahabat dengan Ayrah dan bahkan telah menganggap Karina sebagai sahabat mereka berdua.
“Aku terharu dan salut sama kalian, sebab kalian telah aku buat kalian menjadi saling benci-bencian tetapi akhirnya kalian menganggap aku sebagai sahabat kalian.” Kata Karina
“Sahabat itu, nggak milih-milih apalagi dengan memandang status sebelumnya.” Kata Rere dan Ayrah
Mereka pun kembali bersama dengan menjalin sebuah tali persahabatan.
“Mudah-mudahan persahabatan kita terus terjalin dan kita terus bersama selama Langit Masih Berwarna Biru.” Kata Rere dan Ayrah
Akhirnya mereka bertiga bersahabat bagaikan sahabat yang sulit terpisahkan.
 
 
 
cr: kumpulancerpenremajaindonesia.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

To Top Page Up Page Down To Bottom Auto Scroll Stop Scroll