“Gak ada yang gak bisa gue dapetin!” semua
diam, sang pemilik suara berkoar lagi.
“Jangan
panggil gue Angel kalo gue gak bisa dapetin dia!”
“Hahaha…” Tiga
cewek dihadapannya tertawa, mereka tergabung dalam geng primrose, geng ini
terdiri dari empat cewek paling populer dikampus yaitu Renata, Siska, Helen,
dan Angel sebagai kaptennya.
“Kenapa pada ketawa? Loe-loe pada ngeremehin gue?”
“Angel… Angel… tanpa loe gembor-gemborin
semua orang dikampus ini juga dah pada tau kalo loe queen play girl.” Jawab Siska
“Gue bangga dengan julukan
itu.” Angel berkata dengan PDnya.
Gak ada cewek yang gak iri dengannya, Angel
cewek paling popular dikampus cantik, pintar,kaya dan multi talenta, semua cowok
takluk dengannya. Pagi itu Angel mendapatkan sasaran baru.
“Sapa sih nama cowok blagu tadi pagi itu?”
“Loe gak kenal sama Aldi, dia kan satu
angkatan sama kita pas SMA, emang sih dulu dia agak pendiem tapi masak sih loe gak kenal sama dia?”
“Kok gue gak tau ya?”
“Ya iyalah… Pas SMA loe kan terhipnotis
sama Reza kakak kelas kita, dimata loe dia yang paling popular dan juga yang
paling keren, jadi gak bisa ngeliat cowok keren yang lain” Renata berkata
seolah paling mengerti karena dia teman angel dari SMA.
“Hahaha… Loe ngeledek gue, udahlah itu
masa lalu pas gue masih polos, gak usah diungkit-ungkit, sekarang gue kan dah
jadi queen play girl. Loe liat ya… Dalam waktu satu minggu cowok belagu itu
pasti takluk sama gue!”
Angel teropsesi dengan cowok yang
ditemuinya tadi pagi, cowok super cuek yang udah ngehina dia diforum diskusi
kampus. Saat itu Angel memaparkan pendapatnya tentang menjadi pribadi yang
populer dengan penampilan, bakat dan talenta. Tema acara diskusi hari itu adalah
“Tampil Menarik Untuk Menjadi Populer”.
Tapi
Aldi menyanggahnya, “Buat apa cantik dan pintar kalo gak punya hati?
Orang-orang yang populer selalu mementingkan gengsi untuk ketenarannya, mereka
gak pernah mau memakai hati untuk melihat sekelilingnya.” Ucapan Aldi tadi pagi
masih terngiang-ngiang dalam kepala Angel.
***
Pagi itu Angel mulai beraksi, Angel menemui
aldi dibascam baksos.
“Hai… Aldi boleh gue gabung ikut kegiatan
loe?”
“Apa gue gak salah denger? Seorang Anggel
pengen ikut acara penggalangan dana yang gue adain?”
“Iya, apa salahnya? Gue pengen nunjukin ke
loe kalo pemikiran loe tentang gue kemarin gak bener.”
“Tu kan, gue bener. Loe ikut acara bakti
sosial cuma gengsi pengen nunjuin ke gue?”
“ Ya gak gitu juga.”
“Tadi loe yang bilang sendiri.”
Angel terdiam, hanya bisa mendesah seolah
kehabisan kata-kata. Selama ini Angel memang selalu mengadakan bakti sosial
sendiri dengan anak-anak populer lainnya.
***
Esok harinya Angel tetap tak menyerah
mendekati Aldi. Angel semakin tertarik pada sikap Aldi yang berbeda dengan
cowok-cowok lain, dan membuatnya semakin penasaran karena sikap Aldi yang super
cuek seolah tak mempan dengan aura Angel yang memikat.
“Boleh gue ikut duduk disini? Dah gak ada
tempat kosong.”
Aldi hanya mengamati kesekeliling, diam
dan tak menjawab. Hari itu perpustakaan memang penuh dengan pengunjug tak
seperti biasanya.
Angel mencoba memancing pembicaraan. “lagi
baca apa?”
Sekali lagi Aldi tak menjawab, hanya
menggangkat sampul bukunya.
“Loe suka baca sastra ya? Ternyata kita
punya hobi yang sama.” Ucap angel dengan penuh semangat.
“Siapa bilang kita punya hobi yang sama? Gue
gak suka sastra, kebetulan aja hari ini gue bosen baca buku yang biasa gue baca.”
Jawab Aldi dengan ketus, padahal Aldi memang sangat menyukai sastra.
“Loe kenapa sih Di… Sama gue sensi banget?”
Angel agak meninggikan suaranya.
“Husstt… ” orang disebelahnya mengingatkan
karena merasa terganggu.
“ Sini loe.” Aldi menarik tangan Angel
keluar dari perpustakaan.
“Denger ya Gel… Gue gak tertarik sama cewek
sok cantik n blagu kayak loe. Gue tau dalam pikiran loe semua cowok itu
brengsek, sehingga loe mainin mereka. Tapi inget ya Gel… gak semua cowok kayak yang loe pikirin. Cowok
juga punya hati, dan gue gak suka sama cewek yang gak bisa menilai cowok.” Ucap
Aldi sambil melangkah pergi.
Angel terenung dengan kata-kata yang baru
saja diucapkan Aldi.
***
Angel duduk dikantin kampus.
“Hai Angel…” Helen datang menyapa.
“Ngapain loe kesini, mau ngejek gue?”
“Kok sensi baget, kenapa?”
“Sebel.”
“Queen play girl bisa sebel juga ya?” Helen mengejek.
Angel semakin sebel.
“Masih belum bisa naklukin Aldi?”
“Huft…” Angel hanya menghela nafas.
“Loe dicariin Rio tuh, punya pacar malah
ngejar cowok lain.”
“Ngapain Rio masih nyariin gue, dia kan
dah gue putusin kemarin.”
“What…??? Rio dah loe putusin???”
“Iya, gue mutusin Rio buat ngedapetin Aldi.”
“Gak biasanya loe kayak gini? Ngelepasin
cowok buat cowok lain, loe beneran suka sama Aldi?”
“Ya gak lah…” Angel mencoba membantah.
“Aku cuma ngerasa aldi berbeda.”
“Angel… Angel… Angel…” Siska dan Renata
berlari menghampiri Angel.
“ Ada berita heboh.” Ucap Renata sambil
mengatur nafas.
“ Reza”
“Udah”
“Putus”
“Sama”
“Putri.” Siska dan Renata berkata
saut-sautan saling melengkapi.
“What?” Helen kaget, Angel hanya diam saja
tanpa ekspresi.
“Loe gak kaget Gel…?” Renata heran, Angel
masih tetap diam.
“Angel juga dah putus sama Rio.” Renata
menjelaskan pada Siska dan Renata.
“Bagus dong… Loe bisa balikan sama Reza Gel…”
Renata dengan semangat memberikan ide.
“Tapi, Angel putus sama Rio bukan untuk
balikan sama Reza, tapi buat ngedapetin Aldi, iya kan Gel…?” Helen meyakinkan Angel.
“Apa?” Siska dan Renata semakin heran. Tapi
Angel hanya diam tak berkata apa-apa.
***
Pagi itu seperti biasanya disaat Angel membuka pintu
rumah Angel menemukan sepucuk surat yang dikirimkan tiap bulan untuknya tanpa
tau siapa pengirimnya.
Dear Angel
Bagiku kau adalah bunga
mawar
Yang indah saat aku melihatmu
Tapi menyakiti dengan
durimu saat aku menyentuhmu
Sehingga jika aku ingin
bersamamu
Aku hanya akan menjadi sebuah angin
Yang membawa keharumanmu
A.
S
Angel selalu penasaran
dengan pengirimnya, setiap kali selesai membaca puisi-puisi yang dikirimkan
oleh penggemar rahasianya itu.
***
“Gue dapat surat lagi.”
“ Dari Mr. A.S yang kemarin loe ceritain itu ya?” Helen
penasaran.
“Apa mungkin yang selalu
ngirimi loe surat itu Reza?” Renata menebak.
“Gak mungkin Ren… Gue tahu
tulisannya Reza.”
“Bukannya emang loe sering
dapet surat dari para penggemar rahasia? Apanya sih yang mengherankan?” Siska
bingung dengan sikap angel yang berlebihan.
“Yang ini beda, kata-katanya
tuh beda dari yang lain, trus dah hampir 2 tahun pada setiap bulannya dia
mengirim surat-surat itu. Kayaknya dia orang yang sangat konsisten pada cinta.
Coba deh loe baca! Gue selalu penasaran saat baca puisi dari orang yang
berinisial A.S ini.”
“Mana-mana gue liat!”
Siska mengambil surat itu dari tangan Angel.
“Hust… Hust…” Renata
melirik ke samping.
“Angel bisa bicara bentar?”
Tiba-tiba Reza memotong pembicaraan, Angel kaget.
“Bentar aja kok… Ayolah…”
Reza menarik tangan Angel.
“Boleh pinjem Angelnya
bentar kan?” Reza bertanya pada teman-teman Angel.
“ Ya iya lah.” Mereka bertiga
menjawab dengan kompak, Angel mengerutkan kening dan geleng-geleng.
“Udah pergi aja, yang lama
ya… Hehehe” Renata meledek.
***
Mereka berdua berjalan
ditaman kampus, Angel hanya diam.
“Kita kok jadi kaku gini
ya?” Reza mencoba mencairkan suasana.
“Mungkin karena kita udah
jarang jalan bareng, kan dah satu tahun lebih kita jalan sendiri-sendiri.”
Keheningan muncul lagi, Reza
seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan.
“Angel” Reza memanggil Angel
dengan ragu.
“Iya”
“Gue minta maaf ya? Dulu
gue udah nyakitin loe. Gue yang udah buat loe jadi kayak gini. Loe mau gak
balikan lagi sama gue? Beri gue satu kesempatan lagi Gel…” Sambil menggenggan
kedua tangan Angel.
“Loe tau gak semenjak gue
putus sama loe gue pacaran berapa kali?” Reza menggelengkan kepala.
“ Gak terhitung, gara-gara
loe gue gak percaya cowok. Gue ngerasa Cuma loe yang gue cintai karena loe
cinta pertama gue, dan gue ngerasa susah untuk jatuh cinta lagi. Sebenernya gue
pacaran cuma pengen nunjuin ke loe, kalo tanpa loe gue baik-baik aja bahkan
lebih bahagia dari lho, tapi itu hanya sebuah kebohongan. Gue ngebohongin loe,
dan ngebohongin diri gue sendiri.”
“Loe jadi queen play girl
karena gue?”
“Iya, tapi itu dulu. Semenjak
gue ketemu sama seseorang cowok yang udah ngenyadarin gue, gue jadi sadar kalo
gue salah, ternyata gak semua cowok sama, dan untuk kedua kalinya gue ngerasa
jatuh cinta lagi. Gue mulai melupakan dendam gue ke loe. Dia merubah pemikiran
gue, dan gara-gara dia juga gue berhenti ngemainin hati cowok.”
“Jadi loe gak mau ngasih
gue satu kesempatan lagi Gel?”
“Gue cinta sama loe Rez…
tapi itu dulu, sekarang rasa itu dah berubah hanya sebatas sayang sebagai sahabat,
dan sekarang gue gak mau kehilangan lagi orang yang gue cinta seperti dulu saat
gue kehilangan loe.”
“Siapa cowok itu? Rio?”
Reza penasaran.
“Bukan, tapi Aldi.”
“Aldi???” Rio kaget.
tangannya terkepal penuh dengan dendam, ekspresinya seketika berubah ketika
mendengar nama Aldi, Angel menyadari sesuatu yang tak biasa pada diri Reza
ketika dia mengucapkan nama Aldi, tapi disaat Angel belum sempat bertanya.
Tanpa diduga, Tiba-tiba
Rio datang dan langsung menggengam krah baju Reza seolah ingin memukulnya.
“Ngapain loe disini
berduaan sama pacar gue?” Bentak Rio kepada Reza.
“Rio, apa-apaan sih loe? denger ya… kita itu
dah putus.” Angel mencoba melerai.
“ Jadi gara-gara cowok ini
loe mutusin gue?” Rio berteriak dan mendorong Angel dengan kasar.
“Bukan, Reza cuma mantan
gue, gue putusin loe karena gue muak sama sikap dan sifat loe yang kasar. Gue
mau pacaran sama loe karena gue cuma pengen manfaatin ketenaran yang loe punya. Jelas!!!”
“Denger n inget-inget ya Gel… Cewek popular dikampus
ini bukan Cuma loe, gue bisa dapetin yang lebih dari loe.”
“Ok… It fine, cari aja
yang lebih dari gue!” Angel melangkah pergi.
***
Sore itu Angel pulang
sendirian. Diparkiran kampus Rio telah bersiap mengendarai motor, Rio melihat
angel berdiri ditengah parkiran, Rio mengegas motornya melaju dengan kencang
kearah Angel. Angel berbalik dan melihat Rio melaju kearahnya, seakan Angel tak
bisa menggerakkan tubuhnya, disaat Rio telah mendekat dan hampir menabraknya,
tiba-tiba seseorang mendorongnya.
“ Brukh…” Angel terjatuh
berguling-guling, Angel melihat kearah orang yang menolongnya dengan penasaran,
dilihatnya aldi disampingnya. Aldi langsung berbalik dan pergi, Angel
memanggilnya
“Aldi?” Aldi tak menoleh,
Angel mencoba berdiri.
“ Aduh” Angel berteriak
kesakitan, kakinya luka dan berdarah. Aldi yang dari tadi berusaha menghindar tanpa
sadar berbalik menoleh mendengar teriakan Angel. Angel melihat wajah Aldi
ternyata dugaannya benar, Aldi terpaksa berbalik karena Angel terlanjur
melihatnya Aldi mengambil sapu tangan dari sakunya dan memberikannya pada Angel.
“Pakai ini untuk membalut
lukamu, dan telfon teman-temanmu kesini.”Aldi menyodorkan sapu tangan dengan
ekspresi dingin. Angel melihat tangan aldi juga terluka.
“Loe tega biarin gue jalan
dengan kaki terluka seperti ini?“
“Kenapa tidak.”
“Loe gak hawatir?”
“Khawatir? Loe bukan
siapa-siapa gue, jangan-jangan loe berharap gue ngegendong loe?”
“ Iya, gue emang
ngeharapin itu. Gue tahu loe pasti ngehawatirin gue, kalo gak mana mungkin loe
mengorbankan keselamatan diri loe sendiri buat nyelametin gue. ” Aldi hanya
tersenyum tipis seolah menyangkal dengan menahan tawa mendengar persepsi Angel
yang salah paham.
Angel kesal karena Aldi
tetap diam saja tak mau membantunya berdiri.
“Anggap aja deh… Loe sebagai
cowok membantu seorang cewek yang lagi
butuh bantuan itu kan kewajiban loe sebagai cowok.” Angel masih berusaha
membujuk Aldi agar mau menggendongnya, dia tak ingin kehilangan kesempatan ini
untuk mendekati Aldi yang super cuek.
Akhirnya Aldipun menurut.
“Cepat naik!” Aldi menyuruh Angel naik kepunggungnya, dengan ekspresi seolah Aldi
membungkuk dengan terpaksa, Angel tersenyum dengan puas.
***
Sesampainya dirumah Angel ingat dengan
sapu tangan yang diberikan Aldi. Angel ingin mencucinya dan mengembalikan pada
Aldi, saat memegang sapu tangan itu Angel
melihat inisial A.S yang terukir dengan sulaman yang indah pada sapu tangan
itu. Angel teringat dengan inisial yang sama yang tertulis pada surat dari
penggemar rahasia yang dia terima setiap bulannya, Angel baru sadar kalo selama
ini pengirim surat itu adalah Aldi Saputra pemilik inisial A.S.
Angel segera bergegas kembali kekampus,
kakinya yang luka seakan tak terasa sakit. Angel berlari mencari Aldi. Seluruh kampus dijelajahinya tapi tak ada yang
melihat Aldi. Angel kebingungan, dari kejauhan terlihat Renata lari kearahnya.
“Angel… Aldi berkelahi sama Reza
dibelakang kampus.”
Angel kaget dan langsung berlari
kebelakang kampus, benaknya tak berhenti berfikir kenapa mereka berdua bersikap
seperti anak kecil.
Dari kejauhan terlihat Reza memukul Aldi
berkali-kali tapi Aldi tak membalas, dia hanya diam saja menghadapi pukulan dan
tendangan yang bertubi-tubi dari Reza. Angel berteriak. “Berhenti!!!” Angel tak
tega melihat kekejaman Reza. Aldi jatuh ketanah tak berdaya, tangannya berusaha
menggapai Reza. “Maafkan adikmu ini kak…” Aldi berkata dengan lirih kesakitan.
Reza hanya menatapnya dengan penuh kebencian. “Dulu nyokap loe ngerebut bokap
gue, sekarang loe ngerebut Angel dari gue. Sampai kapanpun loe bukan adik gue!”
Terlihat dendam yang sangat mengebu-gebu dari mata Reza, tangannya masih
mekepal seakan ingin membunuh Aldi.
Angel syok dia baru tahu kalo Reza adalah
kakak tiri Aldi. Angel berlari dan mendekap Aldi yang tak berdaya, Reza menatap
Angel kemudian pergi.
Angel penuh dengan kekhawatiran. Angel
terus-terusan menggenggam tangan aldi, seakan tak ingin berpisah. Setelah cukup
lama akhirnya Aldi membuka mata, Angel langsung memeluknya dengan isak tangis.
“ Aldi…
kenapa gue gak nyadari kalo loe adalah Mr. A.S”
“Maafkan gue Gel… gue dah suka sama loe sejak
SMA pas loe masih sama kak Reza, tapi gue ngemendem semua itu karena gue gak
pengen hubungan gue sama kak Reza semakin memburuk.”
“Trus kenapa loe gak bilang ke gue pas gue
dah putus sama Reza?”
“Gue
marah sama loe, karena semenjak loe putus sama kak reza loe berubah jadi queen
play girl, gue suka sama Angel yang dulu, polos dan baik hati.”
Angel tersenyum. ” Sekarang gue dah
berhenti jadi queen play girl karena loe Di… Loe yang udah ngenyadarin gue, dan
karena loe juga untuk kedua kalinya gue bisa ngerasain jatuh cinta lagi. Dan
gue gak ingin lagi kehilangan cinta itu.”
Aldi juga ikut tersenyum. “Gue sayang loe Gel…”
“Gue juga sayang loe.” Angel dan Aldi
berpelukan, akhirnya quuen play girl benar-benar falling in love dan menemukan
soulmeetnya. Dan emenjak itu Angel pensiun dari jabatan quuen play girl, dan
ada queen play girl lain yang akan menggantikanya.
***
Ditempat
yang lain. “Gue lah queen play girl.” Putri menjuluki dirinya sendiri.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar